Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan-badan kemanusiaan PBB memperingatkan pada Selasa, 5 Maret 2024, angka malnutrisi anak di Gaza utara mencapai level ekstrem dan tiga kali lebih tinggi dibandingkan di wilayah selatan, di mana bantuan kemanusiaan lebih banyak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Richard Peeperkorn selaku perwakilan WHO untuk wilayah Gaza dan Tepi Barat mengatakan tiga dari enam anak di bawah usia dua tahun mengalami kekurangan gizi akut di Gaza utara. Peeperkorn mengungkap data tersebut dicatat pada Januari 2024. “Jadi situasinya mungkin lebih parah hari ini,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara UNICEF James Elder mengatakan malnutrisi anak di bawah usia lima tahun di Gaza utara mencapai angka tiga kali lebih tinggi dibandingkan di Rafah, wilayah selatan. Sebab akses bantuan kemanusiaan ke Gaza utara telah dibatasi sejak perang Israel di wilayah kantong tersebut yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Dia menilai hal ini menunjukkan ketika bantuan sekecil apa pun dapat masuk, hal itu akan membawa perubahan yang dapat menyelamatkan nyawa. Menurut catatan Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu, 3 Maret 2024, setidaknya 15 anak meninggal dalam beberapa hari ke belakang akibat malnutrisi dan dehidrasi di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.
Selain kelaparan, warga Palestina juga menghadapi risiko penyakit menular, dengan sekitar 220 ribu anak jatuh sakit selama beberapa pekan teraklhir. Angka tersebut berarti sembilan dari 10 anak-anak di bawah usia lima tahun.
“Hal ini menjadi spiral yang sangat kita takuti: penyakit menular, kekurangan makanan, kekurangan air bersih dan pengeboman yang terus berlanjut dan masih ada diskusi mengenai serangan terhadap Rafah, yang merupakan kota anak-anak,” kata Elder kepada wartawan di Jenewa, Swiss.
Ucapan Elder itu mengacu pada rencana Israel memusnahkan Hamas yang diklaim bersembunyi di sana. Dengan alasan itu, Israel pada bulan lalu mengintensifkan pembombardiran di Rafah, yang diperkirakan menampung sekitar 1,5 juta orang pengungsi internal. Sebagian besar dari mereka meninggalkan rumah mereka di wilayah utara untuk menghindari serangan militer Israel.
Menurut catatan Elder, Rafah menjadi tempat berlindung bagi sekitar tiga perempat juta anak di Gaza. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan seperempat populasi Gaza atau sekitar 576 ribu orang – berada satu langkah menuju kelaparan setelah hampir lima bulan setelah serangan Israel di Gaza dimulai.
REUTERS