Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

WHO: Hindari Nasionalisme Vaksin

Presiden Amerika Donald Trump mengklaim vaksin virus corona bisa tersedia pada November mendatang.

8 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perawat memberikan vaksin potensial virus Corona SinoVac China kepada sukarelawan di Emilio Ribas Institute di Sao Paulo, Brasil, 30 Juli 2020. REUTERS / Amanda Perobelli

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • WHO: Hindari Nasionalisme Vaksin

  • WHO: Hindari Nasionalisme Vaksin

  • WHO: Hindari Nasionalisme Vaksin

JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pemulihan ekonomi di seluruh dunia akan cepat terwujud jika vaksin virus corona tersedia untuk semua orang. Menurut dia, vaksin Covid-19 harus menjadi barang publik dan tidak menimbulkan nasionalisme vaksin, sehingga pemulihan ekonomi negara bisa terjadi bersama-sama. “Nasionalisme vaksin tidak baik. Hal itu tidak akan membantu,” ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam Forum Keamanan Aspen di Amerika Serikat, melalui tautan video dari markas besar WHO di Jenewa, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan, agar pulih lebih cepat, ekonomi dunia harus pulih bersama-sama. Sebab, ini adalah dunia yang mengglobal dan perekonomian saling berkaitan. Untuk saat ini, sebagian dunia atau beberapa negara tidak dapat menjadi tempat berlindung yang aman dari virus corona. “Kita harus memanfaatkan momen ini untuk bersatu dan menjalin solidaritas global guna mengendalikan Covid-19,” ujar Tedros. “Tidak ada negara yang akan aman sampai kita semua aman.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keberadaan penyakit pernapasan yang mematikan ini bisa muncul di mana saja serta membahayakan nyawa dan mata pencarian di mana-mana. Karena itu, dampak wabah corona atau Covid-19 ini bisa berkurang ketika negara-negara yang memiliki dana dalam penelitian vaksin bisa berkomitmen untuk hal tersebut.

Tedros mengatakan virus corona merupakan keadaan darurat kesehatan terbesar sejak awal abad ke-20. Saat ini, penelitian untuk mendapatkan vaksin bak perlombaan internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya. WHO mengatakan berbagai jenis vaksin mungkin akan dibutuhkan untuk memerangi Covid-19.

Sebanyak 26 calon vaksin potensial sedang menjalani berbagai tahap pengujian pada manusia. Enam vaksin di antaranya telah mencapai tingkat pengujian tahap 3. “Fase 3 tidak berarti hampir rampung semua,” kata Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan.

Dia menjelaskan, tahap 3 berarti pertama kalinya vaksin ini dimasukkan ke populasi umum atau individu yang sehat. Tujuannya adalah melihat apakah vaksin potensial tersebut akan melindungi mereka dari infeksi alami. WHO menyatakan telah memiliki sejumlah rangkaian produk vaksin dalam platform (perusahaan pembuat dan penyedia) yang berbeda di sejumlah negara. Setiap jenis kandidat vaksin tersebut juga menggunakan metode berbeda untuk memberikan kekebalan.

Namun, Ryan mengatakan, tidak ada jaminan bahwa satu dari enam kandidat vaksin tersebut akan bisa langsung memberikan hasil maksimal secara pasti. “Kami mungkin akan membutuhkan lebih dari satu vaksin untuk melakukan pekerjaan ini.”

Dalam diskusi di Forum Keamanan tersebut, Ryan bertanya tentang vaksin Rusia yang diklaim sudah bisa diproduksi. Ryan mengatakan kepada tim panel bahwa data percobaan diperlukan untuk memastikan vaksin apa pun aman dan efektif.  Dia juga mengatakan otoritas setiap negara harus dapat mendemonstrasikan kemanjuran vaksin virus corona melalui uji klinis. Ryan merujuk pada uji klinis virus terhadap sejumlah sukarelawan yang divaksinasi untuk melihat apakah vaksin itu bekerja.

Dalam kesempatan terpisah, Presiden Amerika Donald Trump mengklaim ada kemungkinan negaranya akan memiliki vaksin virus corona sebelum pemilihan presiden periode kedua, yakni pada 3 November mendatang. Perkiraan ini lebih optimistis daripada waktu yang dikemukakan oleh pakar kesehatan Gedung Putih sendiri. “Lebih cepat dari akhir tahun. Bisa lebih cepat,” ujar Trump ketika ditanya dalam program radio ihwal kapan vaksin mungkin sudah siap. “Dalam beberapa kasus, ya, mungkin sebelumnya, tapi sekitar tanggal itu.”

Trump sebelumnya menuduh WHO sebagai boneka Cina, tempat wabah virus corona pertama kali muncul pada akhir tahun lalu. Karena itu, Trump mengatakan Amerika mengancam keluar dari badan kesehatan dunia di PBB itu. Amerika merupakan penyumbang terbesar bagi WHO sebesar lebih dari US$ 800 juta pada akhir 2019 untuk periode pendanaan dua tahunan 2018-2019. Adapun Tedros membantah tudingan Amerika.

REUTERS | AL JAZEERA | SUKMA LOPPIES


Dua Media Sosial Hapus Unggahan Trump

Dua media sosial menghapus unggahan Presiden Amerika Donald Trump ihwal klaim palsu bahwa anak-anak hampir kebal terhadap virus corona (Covid-19). Facebook dan Twitter menilai unggahan Trump tersebut melanggar aturan mereka, yang melarang membagikan informasi yang salah tentang virus mematikan itu.

Unggahan tersebut berisi klip video dari wawancara Trump dengan Fox & Friends pada Selasa lalu. “Video ini menyertakan klaim palsu bahwa sekelompok orang kebal terhadap Covid-19, yang merupakan pelanggaran kebijakan kami seputar misinformasi Covid-19 yang berbahaya,” kata juru bicara Facebook, kemarin.

Sebuah cuitan berisi video yang diunggah akun kampanye Trump, @TeamTrump, dan dibagikan oleh Presiden Amerika itu juga kemudian disembunyikan oleh Twitter Inc karena melanggar aturan misinformasi Covid-19. Juru bicara Twitter mengatakan pemilik akun @TeamTrump akan diminta menghapus cuitan tersebut sebelum mereka dapat mencuit lagi.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memakai masker akibat pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di Clyde, Ohio, Amarika Serikat, 6 Agustus 2020. REUTERS / Joshua Roberts

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dalam kasus Covid-19, orang dewasa diketahui rentan terhadap penyakit itu. Beberapa anak dan bayi juga sakit akibat tertular. Mereka juga dapat menularkan ke orang lain. Analisis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terhadap 6 juta orang yang terinfeksi antara 24 Februari dan 12 Juli menemukan bahwa persentase anak-anak berusia 5-14 tahun terjangkit virus tersebut sekitar 4,6%.

Juru bicara Facebook menyatakan ini pertama kalinya perusahaan media sosial itu menghapus unggahan Trump karena misinformasi corona. Hal ini juga tampaknya menjadi contoh pertama yang dilaporkan perusahaan media sosial yang menghapus unggahan dari seorang presiden karena melanggar aturan misinformasi.

Tim kampanye Trump menuduh perusahaan-perusahaan itu bias. Menurut mereka, hal yang disampaikan Trump adalah fakta. “Perusahaan media sosial bukanlah penengah kebenaran,” kata Courtney Parella, juru bicara kampanye.

Adapun Gedung Putih belum berkomentar ihwal dihapusnya unggahan Trump itu. Selama konferensi pers di Gedung Putih, Trump mengulangi klaimnya bahwa virus corona berdampak kecil pada anak-anak. “Jika Anda melihat jumlahnya, dalam hal kematian untuk anak-anak di bawah usia tertentu, sistem kekebalan mereka kuat.”

FRANCE 24 | REUTERS | SUKMA LOPPIES

 

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus