YANG Yang kini lebih banyak bersikap diam membenamkan diri di San Francisco, AS. Yang Yang yang ini bukan pemain badminton RRC terkenal itu. Melainkan atlet renang pemenang Nomor 2 kejuaraan nasional renang RRC. Pemuda ini yang menjadi penyebab makin retaknya hubungan antara pemerintah Cina dan Hong Kong belakangan ini. Pemerintah Beijing kesal dengan sikap Hong Kong yang mengizinkan Yang Yang melarikan diri ke AS awal Oktober lalu Kekesalan itu diungkapkan Cina dengan penolakan 100 imigran gelap yang dikembalikan Pemerintah Hong Kong lima hari setelah Yang Yang meninggalkan daratan Hong Kong. Sikap Hong Kong itu, kata juru bicara kantor berita Xinhua di Hong Kong, tak hanya menimbulkan akibat buruk bagi hubungan kedua negara, tetapi juga dapat "meruntuhkan hubungan batin masyarakat Cina daratan dan Hong Kong," katanya. Waktu itu, Yang Yang sedang bertanding di Hong Kong. Sehabis bertanding, ia tak pulang ke negaranya, melainkan minta suaka politik ke Kedubes Taiwan di Hong Kong. Tapi. "Waktu itu, Yang Yang tak dapat meyakinkan orang-orang di sana bahwa ia adalah seorang pengungsi," ujar sebuah sumber harian South China Morning Po.st. Akhirnya, ia ditahan Pemerintah Hong Kong pada 23 September lalu karena sudah melampaui batas tinggal, dan akan dipulangkan ke Cina. Tapi, Yang Yang berkeras agar diadili di pengadilan Hong Kong. Pada saat itu, Pemerintah Hon Kong khawatir kalau-kalau Yang Yang buka mulut di pengadilan, menceritakan kenapa dia tak mau pulang ke negerinya. Hal ini akan memalukan Pemerintah Cina, tentu saja. Akhirnya, Pemerintah Hong Kong memutuskan untuk mengembalikannya ke Cina dengan syarat bahwa Yang Yang tak akan ditahan dan dihukum. Tapi, pada saat Pemerintah Cina menyetujui syarat itu, Pemerintah Taiwan juga bersedia menerima suaka politik Yang Yang. Pemerintah Inggris pun turun tangan dan meminta "jasa baik" AS untuk menampung Yang Yang. AS mengangguk. Akhirnya, perenang itu pun menyeberang laut, bergabung dengan pemimpin mahasiswa pro-demokrasi Wuer Kaixi dan para tokoh demonstran Cina lainnya yang melarikan diri ke AS. Kecaman pun datang bertubi-tubi. Ketua tim Cina pada Sino-British Joint Liaison Group -- semacam komite persiapan penggabungan Hong Kong ke Cina -- Ke Zaishuo menuduh Inggris melakukan tindakan sabotase. Zaishuo tak lupa menuduh Pemerintah Hong Kong telah mendidik "Rakyat koloni Inggris itu melakukan subversi ke Cina." katanya. Gubernur Hong Kong Sir David Wilson, tentu saja, membantah. Tapi, sejak tragedi Tiananmen, 4 Juni lalu, sikap Pemerintah Cina terhadap Hong Kong sangat keras. Misalnya, Cina menolak menyetujui larangan Tentara Pembebasan Rakyat masuk Hong Kong setelah kepulauan itu dikembalikan ke Cina. Dengan adanya kasus Yang Yang, kini, sikap Cina mau tak mau makin merah. Ini, menurut beberapa pengamat politik Cina, mungkin lebih haik. Yakni, agar mereka yang semula ragu melakukan imigrasi dari Hong Kong jadi tak berpikir panjang lagi. Sebab. RRC sudah mengancam akan bertindak lebih keras terhadap siapa pun di Hong Kong nanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini