DAMPAK politis peristiwa berdarah Tiananmen bagi Hong Kong, ternyata, bukan cuma buat mereka yang masih hidup. Tapi, juga bagi mereka yang sudah di alam kubur. Kekhawatiran berubah-ubahnya sikap Cina itu, kini, juga menyebabkan para warga Hong Kong ingin berimigrasi bersama nenek moyang mereka yang sudah meninggal. Mereka takut, setelah koloni Inggris ini dikembalikan kepada RRC pada 1977 nanti, nenek moyang mereka menjadi "tak bahagia". Apalagi setelah terjadi kasus Yang Yang yang membelot ke AS lewat Hong Kong, kecurigaan warga Hong Kong bahwa RRC tak akan mengacuhkan perjanjian bilateral semakin besar (lihat Yang Yang yang Bikin Marah). Rupanya, kesempatan ini tak begitu saja dilepaskan oleh par pengusaha kuburan. Rabu pekan lalu, Robert Leung, Direktur Pelayanan Penguburan Universal, mengumumkan bahwa kini perusahaannya melayani penguburan dari Hong Kong ke Kanada. "Tanah di Kanada lebih murah, dan Anda bisa mendapatkan lingkungan yang lebih baik," kata Leung. Dengan hanya US$ 2.500, "Anda bisa memperoleh ruang yang cukup dan indah, lebih dari yang bisa Anda peroleh di Hong Kong." Terlepas dari ketakutan politis, tanah kuburan bagi 6 juta warga Hong Kong, memang, sulit. Kuburan berdesak-desakan, hingga para ahli waris yang ingin menyelenggarakan upacara terpaksa juga berdesak-desakan tidak khusyuk. Benar, ada wilayah di seberang perbatasan, yakni di Shenzhen, yang merupakan daerah khusus ekonomi. Di sini, tanah pekuburan agak miring harganya -- sekitar US$ 3.500 -- dan tanahnya masih luas. Namun, setelah peristiwa pembantaian demonstran di Tiananmen, peminat Shenzhen turun drastis. Sebelumnya, tiap bulan, antara 10 dan 15 jenazah dikirimkan ke Shenzhen. Sesudah peristiwa berdarah, 4 Juni, paling banyak hanya lima jenazah dikuburkan di situ. Masalahnya, bila nanti mereka jadi tinggal di luar Hong Kong, tentulah sulit untuk berziarah ke Shenzhen yang termasuk wilayah RRC itu. Kuburan, bagi penduduk Hong Kong, penting. Bukan saja penziarahan di hari-hari besar tertentu akan "membahagiakan arwah nenek moyang," tapi juga akan membawa rezeki bagi ahli warisnya. Tapi, setelah tragedi Tiananmen, banyak warga yang mengkremasikan kerabat yang meninggal. Menurut Gerald Siu, pengusaha penguburan rumah kubur, penghasilannya menurun 15% sejak peristiwa Tiananmen. Kini, dengan kemungkinan menguburkan jenazah di luar negeri, ia berharap penghasilannya pulih lagi, bahkan bisa naik. Tapi, kenapa Kanada yang ditawar-tawarkan? Sejauh ini, di antara negara-negara Barat yang lain. memang, Kanada memasang tarif paling murah bagi imigran dari Hong Kong. Untuk tinggal di pedalaman Kanada, seorang warga Hong Kong harus membayar cuma kurang dari US$ 130.000 -- dan tak ada persyaratan lain. Dibandingkan dengan Australia, misalnya, yang menarik biaya US$ 445.000, ditambah persyaratan bahwa yang bersangkutan berpengalaman setidaknya tiga tahun di bidangnya. Amerika Serikat mengharuskan imigran Hong Kong menanamkan modal minimal US$ 500.000 bila ingin tinggal di daerah, dan US$ 1 juta bila ingin tinggal di kota. Tampaknya, mereka yang punya uang dan keahlian itulah yang bakal menghubungi pemindahan kubur nenek-moyang ke negeri. baru mereka. Menurut dugaan Pemerintah Hong Kong, sekitar 55.000 warga Hong Kong akan pindah ke luar Hong Kong tahun ini. Belum jelas diketahui, adakah mereka akan membongkar kubur nenek moyang mereka sekarang, atau nanti. Tapi, bahwa mereka akan memindahkannya ke tanah air mereka yang baru, para pengusaha kuburan yakin benar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini