Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol gagal ditangkap. Surat perintah penangkapan sudah melebihi tenggat. Otoritas dari Badan Korupsi Pejabat Tinggi Korea Selatan diadang pasukan pengaman presiden dan massa unjuk rasa saat akan melakukan penangkapan Yoon Suk Yeol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Surat Perintah Kedaluwarsa
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyelidik badan antikorupsi Korea Selatan yang mencoba menangkap Presiden Yoon Suk Yeol yang diberhentikan sementara mengatakan mereka akan mengupayakan perpanjangan surat perintah penangkapan yang habis masa berlakunya pada Senin 6 Januari 2025.
“Masa berlaku surat perintah itu habis hari ini. Kami berencana untuk meminta perpanjangan dari pengadilan hari ini, yang mengharuskan disebutkan alasan melebihi jangka waktu standar tujuh hari,” kata wakil direktur Kantor Investigasi Korupsi (CIO) Lee Jae Seung pada Senin, 6 Januari 2025.
2. Kebuntuan
Kepala keamanan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Jumat, 10 Januari 2025, mengatakan bahwa pemimpin yang dimakzulkan tersebut telah diperlakukan secara tidak adil dan memperingatkan bahwa pertumpahan darah harus dihindari, dikutip dari laporan Reuters. Park Chong Jun, kepala Dinas Keamanan Presiden (PSS) sedang diselidiki karena menghalangi tugas terkait kebuntuan selama enam jam antara PSS dan penyelidik yang mencoba untuk mengeksekusi surat perintah penangkapan Yoon.
"Saya yakin tidak boleh ada bentrokan fisik atau pertumpahan darah dalam situasi apa pun," kata Park Chong Jun.
3. Perlawanan dari Kepala Paspampres
Kepala Pasukan Pengamanan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Minggu, 5 Januari 2025, mengatakan bahwa tidak dapat bekerja sama dalam upaya untuk menangkap pemimpin yang dimakzulkan tersebut. Adapun dalam pernyataan yang dapat mendorong krisis politik ke arah konfrontasi berisiko tinggi lainnya.
"Tolong hentikan komentar-komentar yang menghina bahwa pasukan pengaman presiden telah direduksi menjadi tentara swasta," katanya kepala paspampres Park Chong Jun dalam pernyataan yang dikutip Reuters.
4. Unjuk Rasa Pendukung Yoon
Di dekat kediaman Yoon Suk Yeol pada Minggu, 5 Januari 2025 massa berunjuk rasa. Para pengunjuk rasa yang menuntut penahanan Yoon mengadakan unjuk rasa di dekat kediaman presiden untuk hari ketiga.
Laporan Yonhap, sekitar 400 meter dekat stasiun kereta bawah tanah Hangangjin, para pendukung Yoon Suk Yeol juga mengadakan unjuk rasa menuntut pembatalan usulan pemakzulan Yoon dan pengembalian jabatan. Tidak ada bentrokan, polisi memasang pagar dan memobilisasi bus untuk memisahkan kedua kelompok unjuk rasa.
5. Gagal
Otoritas Korea Selatan pada Jumat, 3 Januari 2025 gagal menahan Yoon Suk Yeol. Ratusan pendukung Yoon Suk Yeol menghalangi upaya penangkapan berkumpul di depan rumah dinas Yoon. Mereka unjuk rasa sejak subuh dan akan menghalangi segala bentuk upaya untuk menahan Yoon.
Otoritas dari Badan Korupsi Pejabat Tinggi Korea Selatan (CIO) tiba di gerbang rumah dinas Yoon sekitar pukul 7 pagi waktu setempat berjalan kaki. Di dalam kawasan rumah dinas otoritas CIO dan aparat kepolisian Korea Selatan sudah diadang Pasukan Pengaman Presiden dan tentara yang bertugas. Kementerian Nasional Pertahanan Korea Selatan mengatakan tentara yang ada di rumah Yoon berada di bawah komando paspampres.
Sita Planasari, Ida Rosdalina, Suci Sekarwati turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Penyidik Korea Selatan Berkomitmen Menahan Yoon Suk Yeol