SANG pemimpin itu semakin lama tampak semakin menakutkan. Ia adalah Vladimir Wolfovich Zhirinovsky. Setelah memenangkan pemilihan umum di Rusia, ia betul-betul membuat bulu roma para tetangganya berdiri. Pernyataan-pernyataannya lugas, jauh dari basa-basi politik, bahkan sangat agresif, memancing kemarahan dan ketakutan. Kalau melihat nama partainya, Partai Demokrat Liberal Rusia, orang mestinya tak perlu khawatir. Tapi nama ini benar-benar menyesatkan. Partai ini benar-benar pejuang sejati ide-ide ultranasionalisme Rusia. Tindakan dan pernyataan Zhirinovsky membuatnya dijuluki Hitler baru. Tengok saja, ketika berkunjung ke Bulgaria pada hari Natal yang baru lalu, ia menyuruh Presiden Zhelyu Zhelev mengundurkan diri. Kontan ia diusir dari negara yang dulunya satelit Uni Soviet yang paling loyal itu. "Saya diusir karena Zhelev iri," kata Zhirinovsky tak peduli. Setelah itu, Zhirinovsky semakin menjadi-jadi. Rumania disebutnya negara palsu berisikan orang-orang Gipsy Italia yang mencaplok wilayah Rusia, Hungaria, dan Bulgaria. Jepang pun diancamnya. Jika tak ingin berdamai, tuturnya, lebih baik berperang sekarang juga, armada Pasifik Rusia sudah siap. Jepang secara resmi memang belum mau meneken perjanjian damai dengan Rusia sejak Perang Dunia II usai. Masih ada persoalan tentang Kepulauan Kuril di utara yang mengganjal. Ketika ditolak masuk ke Jerman, yang takut ketenteramannya terganggu, Zhirinovsky langsung meradang dan mengancam. Katanya, seperti dilaporkan koran Welt Am Sonntag yang mengutip laporan rahasia kedutaan Jerman di Bulgaria, ia akan mengobarkan Perang Dunia III dan meluluhlantakkan Jerman. Dua tahun lalu, Zhirinovsky bahkan mengancam akan menggunakan bom nuklir jika Jerman mencampuri urusan dalam negeri Rusia. Yang jelas, sekarang ia berniat, jika berkuasa, mengirim kembali 300 ribu tentara Rusia ke Jerman (Timur). Presiden Amerika, Bill Clinton, pun tak luput dari amarah Zhirinovsky. Clinton merencanakan kunjungan ke Moskow selama tiga hari pekan ini. Namun, pagi-pagi ia sudah menyatakan bakal menghindari pertemuan dengan Zhirinovsky. "Ia takut. Memalukan, mestinya ia tinggal di rumah saja dan meniup saksofon," semprot Zhirinovsky, yang dikutip kantor berita Interfax. Namun, yang paling menggetarkan nyali para tetangga adalah niat Zhirinovsky membangkitkan lagi kekaisaran Rusia yang wilayahnya bakal mencakup negara-negara Eropa Timur, Finlandia, Baltik, dan kawasan Asia Selatan. Akibatnya, beberapa negara semakin membulatkan tekad masuk di bawah lindungan payung Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO. Dalam pertemuan puncak para kepala negara anggota NATO yang berlangsung di Brusel awal pekan ini, keanggotaan Polandia, Ceko, Hungaria, dan Slovakia, akan dibahas. Sedangkan Lithuania, negara di pesisir Baltik yang baru dua tahun melepaskan diri dari belenggu Rusia, pekan lalu langsung mengajukan lamaran untuk menjadi anggota NATO. Secara terbuka Lithuania menyebut faktor kemenangan Zhirinovsky sebagai sebab utama mengapa mereka memasrahkan nasib kepada NATO. "Politik luar negeri Rusia bisa menjadi semakin nasionalistis dan agresif terhadap negara-negara Baltik," kata Menteri Luar Negeri Lithuania, Povilas Gylys, mengantisipasi. Zhirinovsky memang menakutkan. Ia bukan hanya mempunyai kursi terbanyak di parlemen dibanding 12 partai lainnya. Tapi ia sekarang sedang berunding dengan Yegor Gaidar, pemimpin kubu reformis, untuk menentukan siapa yang bakal menjadi ketua parlemen. Posisinya cukup kuat untuk merebut posisi penting ini. Dan bila ia berhasil duduk memimpin parlemen, politik luar negeri Rusia bisa sangat berbau ultranasionalisme. Apalagi bila Zhirinovsky, nanti, menang dalam pemilihan presiden Rusia. Berdasarkan konstitusi baru Rusia yang disetujui dalam pemilu bulan lalu, presiden adalah sumber kekuasaan terbesar. Yeltsin pernah menjanjikan bahwa ia akan menyelenggarakan pemilihan presiden secara langsung 12 Juni nanti. Ketika hasil pemilu menunjukkan bahwa Zhirinovsky adalah yang terkuat, Yeltsin segera membatalkan rencana pemilihan 12 Juni itu. Yeltsin memang bisa melakukan penundaan karena secara formal ia, yang terpilih pada tahun 1991, mempunyai masa jabatan selama lima tahun, hingga tahun 1996 nanti. Dan bukannya tak mungkin Zhirinovsky menjadikan Yeltsin sebagai pecundang, nanti. Dalam pemilihan presiden dua tahun lalu, ia sudah menduduki posisi nomor tiga. Sedangkan dalam dua tahun terakhir ini tak ada satu orang pun yang berani menyangkal bahwa popularitasnya meroket. Hasil pemilu kemarin adalah salah satu buktinya. Seteru-seteru politiknya boleh mengatakan bahwa Zhirinovsky adalah Hitler baru, tukang membual yang membohongi rakyat dengan menjejalkan hal-hal muluk yang tak mungkin diwujudkan. Tapi, dalam banyak hal, ia juga benar ketika merujuk pada ekonomi Rusia yang makin compang-camping dengan inflasi 240 persen setahun. "Masa, dalam dua tahun Rusia berubah menjadi keranjang sampah," katanya ketika tahu bahwa rumah bordil di Bulgaria penuh dengan pelacur Rusia. Dalam suasana susah begini, janji-janji merdu Zhirinovksy menjadi menarik bagi sebagian rakyat Rusia. Reformasi gaya Yeltsin, yang mau serba cepat, memang berharga mahal. Standar hidup merosot tajam sedangkan kriminalitas bagai mendapat pupuk yang paling mujarab. Jika pandai-pandai bermain -- dan ia sudah mulai melakukannya -- tak perlu kaget bila Zhirinovsky benar- benar menjadi shef idyot alias sang pemimpin yang juga presiden Rusia. Dan silakan gemetar, para tetangga. Yopie Hidayat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini