Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JUAL-beli naskah Melayu di Riau berlangsung terang-terangan: di kedai kopi, rumah penduduk, lobi hotel, perpustakaan daerah. Bahkan tak jarang transaksi ini berlangsung di depan hidung aparat. Ribuan naskah sejarah kerajaan Riau-Lingga terbang ke Malaysia, Singapura, bahkan Brunei. ”Bangsa ini tidak peduli akan sejarahnya,” kata Al-Azhar, 44 tahun, Ketua Yayasan Bandar Seni Raja Ali Haji-Pa-kanbaru kepada Cahyo Junaedy dari Tempo yang menemuinya di Pekanbaru dan Tanjung Pinang, awal Juli lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo