Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Bisnis prostitusi berkembang di dekat smelter nikel di Morowali, Sulawesi Tengah.
Praktik itu berkedok jasa spa dan pijat refleksi.
Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali mengantisipasi penyebaran HIV/AIDS.
DI sepanjang Jalan Trans Sulawesi di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, berjajar jasa spa dan panti pijat. Berjarak hanya 3 kilometer dari lokasi smelter nikel, bilik spa dan pijat itu berada di pinggir jalan. Sebagian terletak di gang yang lebih sempit. Di Desa Bahomakmur saja, Tempo menghitung setidaknya ada 17 rumah yang menyediakan jasa spa dan pijat.
Sejumlah warga Desa Bahomakmur yang dijumpai pada Selasa, 18 Februari 2025, menyebutkan spa dan panti pijat itu menyediakan layanan plus. Dengan kata lain, mereka mengakui ada praktik prostitusi terselubung di balik tirai layanan kecantikan dan kesehatan itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali Ashar M. Ma'ruf mengakui perkembangan industri pengolahan mineral yang pesat di wilayahnya mengundang para pencari kerja. Bukan hanya buruh di tambang dan smelter nikel, tapi juga profesi lain, seperti pekerja seks.
Ashar mencermati kasus penyakit menular seksual di kawasan industri. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan, ada 214 kasus HIV/AIDS sepanjang 2016-2024 dan yang terbanyak di Kecamatan Bahodopi, lokasi pabrik smelter di Morowali. "Rata-rata menyasar penduduk remaja," kata Ashar.
Tiga puluh menit menjelang hari berganti pada Rabu, 19 Februari 2025, seorang buruh pabrik smelter baru saja keluar dari tempat spa. Beberapa jam sebelumnya, ia masuk ke panti pijat yang punya empat bilik yang terbuat dari kayu lapis. Di ruangan seluas 2 x 3 meter itu, ada kasur dan selapik kain sarung yang digelar. Pria itu mengaku para terapis tak hanya melayani pijat refleksi, tapi juga pijat plus.
Menjamurnya bisnis prostitusi di sekitar kawasan smelter juga tampak ketika mengaktifkan aplikasi pesan instan buatan salah satu negara Asia Tenggara. Aplikasi berwarna hijau itu menampilkan sejumlah profil pengguna dalam radius wilayah tertentu yang sama-sama sedang online. Beberapa di antaranya menyertakan biodata profil dengan keterangan tarif prostitusi dan lokasi kencan.
Lima akun yang dihubungi Tempo menyebutkan tarif kencannya sekitar Rp 500 ribu. Mereka sudah menyediakan kamar penginapan atau indekos yang tersebar di Kecamatan Bahodopi. Sebagian akun menawarkan durasi kencan yang lebih lama dengan tarif Rp 1,5 juta.
Praktik pelacuran dengan aplikasi online ini pernah dibongkar Kepolisian Resor Morowali pada Agustus 2024. Polisi menangkap muncikari berinisial MR, 22 tahun, di salah satu penginapan di Kecamatan Bahodopi. Pelaku menggunakan aplikasi MiChat untuk mencari pelanggan dan mengarahkannya ke lokasi kencan. MR kemudian memberikan upah sekitar Rp 3,5 juta untuk sepekan kepada pekerja seks.
Ashar mengungkapkan, pemerintah berupaya menekan penyebaran penyakit menular seksual karena menjamurnya bisnis prostitusi di sekitar kawasan smelter nikel. Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali rutin memeriksa populasi yang rentan terhadap penyakit itu.
Meski demikian, Ashar mengakui mobilitas pekerja di sekitar kawasan tambang dan pengolahan mineral sangat tinggi. Kondisi itu membuat risiko penularan makin besar. "Ada juga populasi berisiko HIV/AIDS yang tak bersedia diperiksa," ujarnya. ●
Artikel ini merupakan serial liputan mengenai dampak tambang nikel terhadap ekologi, ekonomi, dan sosial yang didukung The China Global South Project.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini