Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kontrak PT Menara Bumi milik Anda diputus Pertamina karena dinilai berunsur nepotisme?
Sudah 23 tahun PT Menara Bumi mengageni tetra-ethyl lead, bekerja sama dengan Pertamina. Kami masuk tanpa katebelece atau surat sakti. Tapi kemudian diputus Pertamina. Sampai saat ini saya belum membaca surat (pemutusan) itu.
Apa alasan Pertamina?
Orang-orang Pertamina itu ketakutan sekali dengan segala sesuatu yang berbau Pak Harto, sehingga kami diputuskan begitu saja.
Berapa kerugian Anda karena pemutusan hubungan kerja ini?
Hasil usaha ini memang tak seberapa karena kami hanya menyuplai. Paling banter kami mendapatkan komisi yang besarnya sekitar 2 persen. Berita-berita di internet menyebutkan, peran sebagai agen itu saya dapatkan karena kedekatan saya dengan Pak Harto. Itu tidak benar. Tapi bahwa saya dekat dengan Pak Harto, memang iya. Kami berdua lahir dari rahim yang sama.
Berapa pendapatan yang Anda terima selama menjadi agen ini?
Dibandingkan dengan usaha Kedaung dan realestat, pendapatan dari Menara Bumi tidak seberapa. Komisi kami paling hanya sekitar 2 persen. Setahun, paling-paling mendapat US$100-200 ribu. Sekarang, peran sebagai agen ini dibatalkan Pertamina dan diserahkan ke perusahaan lain.
Omong-omong, betulkah Anda menjadi juru bicara keluarga Cendana?
Itulah. Saya ini dituduh seakan-seakan sebagai juru bicara keluarga. Padahal sudah saya katakan berulang kali bahwa saya tidak pernah disuruh Pak Harto atau siapa pun untuk menjadi juru bicara keluarga. Saya bicara dengan akal yang sehat seorang pelaku bisnis biasa.
Persoalan Pak Harto ini juga tanggung jawab Anda?
Tanggung jawab itu tidak ada. Saya bicara sebagai pengamat ekonomi dan pelaku bisnis. Saya tidak pernah merasa bahwa saya harus membela keluarga Pak Harto, karena memang Pak Harto tidak ada salahnya.
Keluarga Pak Harto banyak dibicarakan karena dianggap kerap memotong jalur bisnis orang lain dan terlibat korupsi.
Bisnis itu bertujuan mencari keuntungan. Potong-memotong itu hal biasa dalam bisnis. Saya sendiri sering dipotong oleh anak buah anak-anaknya Pak Harto. Dalam bisnis cengkeh misalnya. Jadi sebetulnya teman-teman para putra-putri itulah yang bekerja kotor untuk mendapatkan uang. Bayangkan. Para pembantu anak-anak Pak Harto itu punya rumah mewah dan mobil mewah seperti Daimler dan Rolls Royce.
Sumber-sumber kami menyebutkan, korupsi dan kolusi putra-putri Pak Harto paling hebat terjadi pada masa Pertamina di bawah Faisal Abda’oe, misalnya mendapat proyek cukup dengan secarik memo dari Pak Harto?
Saya tidak pernah mau tahu soal itu dan tidak pernah mau menjawab masalah seperti itu. Tapi kalau rumornya seperti itu, ya, namanya rumor. Sebaiknya Anda tanya saja soal saya. Dalam hal itu, saya bisa menjawab apa saja.
Bukankah pengangkutan LNG dan minyak adalah proyek basah di Pertamina yang banyak dipegang Bambang dan Tommy Soeharto?
Menjadi mitra dalam pengangkutan LNG itu ditentukan oleh perusahaan asing yang berada di luar negeri sana. Perusahaan asing itu ingin agar bisnisnya aman dan lancar, tanpa gangguan apa pun. Untuk kelancaran dan keamanan itu perusahaan asing itu lalu meminta salah satu anak Pak Harto untuk bermitra. Jadi, keterlibatan anak-anak Pak Harto dalam pengangkutan LNG itu karena keinginan perusahaan asing tadi.
Bagaimana kalau mereka terbukti KKN?
Silakan ditindak. Tapi jangan dipukul rata, dong. Kalau ada perusahaan keluarga Pak Harto yang terlibat korupsi, bukan berarti rata semuanya. Ibarat pohon, buahnya bisa berbeda-beda.
Bagaimana dengan Pak Harto sendiri? Anda pernah berdiskusi dengan beliau soal tuduhan itu?
Orang-orang sering mengatakan bahwa Pak Harto telah merampok negara ini selama 32 tahun. Apakah orang-orang itu tidak sadar bahwa selama berkuasa itu Pak Harto telah membangun negeri ini? Pak Harto tidak punya kekayaan. Paling banter dia punya istana Kalitan yang nilainya Rp 5 miliar. Itu pun uang hasil iuran dari saya, Sudwikatmono, dan Sukamdani (mereka masih bersepupu).
Tapi Pak Harto dinilai memanfaatkan bermacam keputusan presiden yang dibuatnya untuk anak-anaknya?
Tidak semuanya jelek. Tapi orang selalu melihat bahwa semua keputusan presiden yang dibuat Pak Harto hanya untuk kepentingan anak-anaknya. Tidak ada keputusan yang khusus untuk Tomi, Bambang, dan sebagainya.
Tapi, masa, Pak Harto bilang bahwa dia tidak punya uang sepeser pun di bank-bank luar negeri?
Memang tidak jika yang dimaksud simpanan di luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo