Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
YAYASAN Warisan Johor dituding bertanggung jawab atas terbangnya ribuan naskah Melayu Lama dari Riau ke Malaysia. Kedua kawasan memang dekat secara geografis dan memili-ki latar sejarah yang saling berkait. Sebelum 1824, kedua kawasan ini berada dalam sebuah kerajaan Melayu. "Hingga kini ada kemiripan dialek masyarakat Johor dengan Riau Kepulauan," kata Direktur Ungku M. Zaman Tahir dari Unit Penyelidikan bagian Persuratan dan Sejarah Yayasan Warisan Johor kepada wartawan Tempo Cahyo Junaedy. Namun, Zaman, 62 tahun, membantah yayasannya menjadi biang keladi raibnya ratusan naskah Melayu Riau. Menurut dia, pembelian naskah Melayu dilakukan untuk menyelamatkan naskah-naskah itu.
Ada tudingan, Yayasan Warisan Johor dibuat oleh Sultan Johor yang berkuasa u-ntuk mengumpulkan naskah-naskah la-ma di Riau?
Tidak begitu. Naskah-naskah Melayu Lama yang merupakan buah pikir rakyat Johor saat ini juga masih banyak tersebar di Riau. Begitu pula, ada sejumlah naskah Melayu terbitan Riau yang beredar di Johor. Ini memang hal yang logis melihat latar belakang sejarah dua wilayah ini yang secara geografis berdekat-an. Malahan, sebelum 1824, kerajaan Johor dan Riau masih dalam satu pemerintahan tunggal. Pasca-1824 kerajaan itu dipisah oleh Belanda.
Bagaimana Yayasan Warisan Johor mengumpulkan naskah Melayu Lama yang terserak di Riau?
Dalam lima tahun terakhir-, ke-ra-jaan Johor berupaya mengumpulkan seluruh nas-kah- yang berkisah atau menyebut Johor. Sebagian be-sar dengan menelusuri keberadaan naskah itu lewat in-formasi-informasi di lapangan. Hal ini mudah dila-ku-kan karena sebagian staf Yayasan Warisan Johor ada-lah orang Indonesia. Dari sejumlah naskah yang ka-mi beli dari pemiliknya yang keba-nyakan nelayan, umum-nya dalam keadaan la-puk. Jika hal ini dibiar-kan-, kandungan sejarah dari naskah itu akan hilang ber-sama rusaknya naskah. Maka, jika boleh, kami be-li-. Jika tidak, kami kopi, kami dibuatkan mikrofilm.
Yayasan Warisan Johor punya broker di Riau?
Tidak ada hierarki seperti itu, tapi memang ada sejumlah pebisnis yang biasa melakukan jual-beli naskah. Kebanyakan dari mereka itu datang atau meng-hubungi Yayasan Warisan Johor serta menawarkan naskah-naskah lama yang berasal dari Riau. Ada juga sejumlah naskah lama yang kami peroleh seba-gai hadiah dari pemilik naskah.
Berapa jumlah naskah Melayu yang sudah terkumpul di Yayasan Warisan Johor?
Hingga saat ini ratusan. Jumlahnya saya tidak ta-hu pasti, tapi yang jelas sesuai dengan dibentuknya yayasan ini, naskah yang kita miliki harus dikaji, dialihbahasakan, karena seluruh naskah berbahasa Jawi, Arab gundul. Tujuannya agar generasi muda dapat membaca dan mengerti isi naskah tersebut.
Yayasan Anda punya penerbitan?
Ya. Namanya Penerbitan Yayasan Warisan Johor. Hingga saat ini sedikitnya 120 buku telah terbit.
Berapa dana yang disiapkan untuk program pe-ngumpulan naskah Melayu di Riau?
Tidak ada dana khusus seperti itu, tapi seluruh kegiatan Yayasan Johor seluruhnya didanai Kerajaan Negeri Johor.
Berapa dana yang digelontorkan Kerajaan Negeri Johor?
Banyak, tapi saya tidak tahu pasti-nya.
Apakah Anda tahu kegiatan pembelian naskah lama itu me-langgar UU No. 5/1992 tentang Cagar B-udaya?
Ya. Di Malaysia pun kegiatan ini dilarang. Tapi pembelian nas-kah di Indonesia, khususnya di R-iau, di-lakukan dalam kerangka pe-nye-lamatan naskah itu sendi-ri-. Yang pasti kami bukanlah pencu-ri.
Apa tujuan dibangunnya Yaya-san Warisan Johor ini?
Tujuan yayasan adalah me-la-ku-kan revitalisasi kebudayaan Melayu, khususnya di Johor. Yayasan- Johor yang didirikan pada 1973 adalah benteng terakhir untuk memperta-hankan kebudayaan Melayu. Salah satu unit di Yayasan Johor adalah unit Persuratan-Pernaskahan dan Sejarah Melayu. Yang dimaksudkan dengan persuratan ini adalah Yayasan Warisan Johor berupaya mengembalikan kembali kebesar-an serta Khazanah Melayu yang sempat berkibar di bawah kerajaan Johor pada masa lalu. Selain itu, yayasan ini juga berperan untuk memperkenalkan khazanah tersebut kepada kaum muda di Johor.
Siapa penanggung jawab Yayasan Warisan Johor?
Yayasan ini berada di bawah langsung Kerajaan Ne-ge-ri Johor. Semua hasil penelitian serta pengembang-an- kebudayaan Melayu yang kami lakukan h-arus se-su-ai dengan arahan kerajaan Johor. Selain me-ngumpulkan persuratan lama, kami juga berusa-ha- me-ngembangkan kesenian tradisional Johor. Wa-yang- kulit dan kesenian ketoprak juga kami kembang-kan- lantaran di Johor juga ditemukan kesenian yang mi-rip dengan wayang kulit dan ketoprak. Yang jelas, ki-ta tidak mau kesenian serta khazanah Melayu Johor- pu-pus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo