Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

kolom

Bahaya Memulai Sekolah di Pagi Buta

Gubernur NTT Viktor Laiskodat memaksakan aturan masuk sekolah pukul 5 pagi. Membahayakan kesehatan anak.

5 Maret 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEPUTUSAN Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat memaksakan jam belajar sekolah mulai pukul 05.30 bakal berdampak buruk bagi para siswa. Jam belajar terlalu dini itu berbahaya karena memaksa anak beraktivitas di luar jam biologisnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gubernur Viktor menerapkan aturan aneh itu di Sekolah Menengah Negeri 1 dan 6 Kota Kupang sejak 28 Februari lalu. Secara bertahap, Dinas Pendidikan NTT akan menerapkan pola serupa di SMA dan sekolah menengah kejuruan negeri lain. Awalnya Viktor malah memerintahkan jam pelajaran dimulai pukul 05.00 Wita. Gubernur hanya mundur setapak setelah ramai diprotes masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Entah apa dasarnya Viktor membuat jadwal aktivitas siswa yang teramat padat. Semua pelajar mulai tidur pada pukul 22.00 Wita. Mereka bangun pada pukul 04.00-04.30. Dalam tempo setengah hingga satu jam, mereka harus mandi, menyantap sarapan, lalu menuju sekolah. Artinya, jadwal ketat itu memaksa murid tidur hanya enam jam setiap hari.

Dengan cara itu, Viktor bermimpi siswa di NTT memiliki etos belajar tinggi agar bisa masuk kampus ternama seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, hingga Harvard University di Amerika Serikat. Jelas saja mimpi sang Gubernur tak berbasis kajian ilmiah.

Situs Kementerian Kesehatan menyebutkan waktu tidur yang sehat bagi remaja berusia 12-18 tahun adalah delapan-sembilan jam tiap hari. Pelajar SMA yang umumnya berusia 15-18 tahun perlu waktu tidur yang cukup agar terhindar dari berbagai penyakit.

Waktu istirahat yang singkat juga mempengaruhi kesehatan remaja. Penelitian ilmuwan dari University of Munich, Jerman, pada 2014 menyimpulkan remaja yang sehat cenderung bangun tidur lebih siang hingga berusia 20 tahun. Pola tersebut berkaitan dengan masa pubertas anak. Ini menunjukkan kebiasaan bangun lebih cepat justru melawan jam biologis siswa.

Penelitian University of Rochester Medical Center di New York, Amerika Serikat, pada 2017 bahkan menyarankan jam sekolah dimulai pada pukul 08.30 agar anak tak menderita depresi. Jam belajar yang lebih dini menyebabkan murid merasa tertekan. Mereka juga merekomendasikan waktu tidur pelajar adalah delapan-sepuluh jam agar prestasinya bisa terus meningkat.

Selain tak berbasis kajian ilmiah, aturan masuk sekolah lebih pagi di NTT tak disertai fasilitas pendukung. Misalnya penyediaan transportasi yang aman bagi para murid. Padahal bepergian di pagi buta, ketika jalan masih sepi, bisa membahayakan anak-anak. Apalagi jika aturan yang sama berlaku bagi sekolah di kawasan pegunungan dan kepulauan yang mendominasi wilayah geografis NTT.

Sekolah seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak. Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, sejak dulu berpesan agar seorang murid merdeka lahir-batin saat belajar. Ia melarang hukuman dan paksaan karena akan menghilangkan kreativitas anak didik.

Dengan kata lain, pendidikan semestinya berpusat pada kepentingan anak, bukan tenaga pendidik atau pengampu kebijakan. Memaksakan jam sekolah di pagi buta hanya akan melahirkan generasi penerus yang mudah stres.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus