Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kolom ini tidak bermaksud menandingi kolom mahaguru saya, Sapardi Djoko Damono, yang bertajuk "Impor Kata" dalam rubrik ini (Tempo, 14-20 Desember 2015). Tulisan ini hanya melengkapi risalah yang mendahului itu. Jalan pikirannya sederhana: jika ada impor, semestinya ada ekspor, layaknya neraca perdagangan antarnegeri. Impor kata, seperti telah ditulis, berarti mendatangkan kata dari luar bahasa sendiri; sedangkan ekspor kata, sebaliknya, mengirim kata dari bahasa sendiri ke bahasa (negeri) lain. Catatannya, tidak seperti ekspor/impor komoditas, dalam ekspor/impor kata tidak selalu jelas siapa pelakunya, dan apakah hal itu sengaja dilakukan atau tidak.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo