Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DI kota Arezzo yang kecil, Giosué tak tahu apa-apa tentang kebencian yang besar. Umurnya baru empat tahun. Ayahnya, seorang pemilik sebuah toko buku sederhana, sangat menyayanginya; ibunya sangat merawatnya. Pada suatu hari di tahun 1939 itu anak itu melihat sebuah tulisan di toko kue kota itu: "Anjing dan Yahudi Dilarang Masuk". Ia bertanya kepada ayahnya kenapa begitu. Si ayah menjawab tentu saja dengan berbohong bahwa tiap orang dapat membuat aturan apa saja yang dimauinya. Misalnya, kata sang ayah, ada toko yang memasang tanda larangan masuk bagi "Kuda dan orang Spanyol". Toko mereka sendiri bisa saja bikin aturan melarang masuk, misalnya, "Laba-laba dan orang Visigoth".
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo