Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Janji arab dan petro dollar

Orang arab bila berjanji sering tak tepat, dan suka mulur. maka ada singkatan "ibm" artinya insya allah, bukrah (besok) dan ma'alish (artinya maaf bila janji tak tepat). tapi petro dolarnya memikat.

29 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUBES kita di Kuwait, Munawir Syadzali MA menyimpulkan bahwa politik di Timur Tengah tak ubahnya dune sand. Bukit pasir yang dalam sekejapan mata bisa berganti wujud menurut rabahan angin. Akuur . . . ! Malah berani tambah, sikap Orang Arab pun bagai dune sand. Amat emosionil dan impulsif. Sehingga bagi yang memaklumi gampang memetik manfaat. Sebaliknya, buat yang tak mengerti pasti mengumpat kesal habis-habisan. *** Kata orang, kesan pertama mewarnai kelanjutan persahabatan. Ada baiknya kita menyimak tata-krama mereka dalam berkenalan dan bersua sobat. Yakni, lafazkan ahlan wa sahlan dan peluk erat erat sambil cium kedua pipinya. Dan, dia akan berlaku sama. Aha . . ., terasa geli buat kita yang lelaki. Tetapi ini adalah pertanda keterbukaan dan kehangatan. Maka kalau enggan, sekurang-kurangnya jabatlah tangannya kuat-kuat dan baru lepaskan beberapa saat kemudian sesudah melontarkan pertanyaan basa-basi, kayak keif halak (apa kabar). Perkara "soen-soen"-an ini, ada anekdotnya. Ketika di perbatasan Yordanian kami tidak segan-segan obral cium kepada petugas duane. Yah . . . demi licinnya urusan surat-surat mobil. Lantas, seorang Jerman berseloroh: "Kok mau anda menciumnya. Saya baru melakukannya jika dia sudah menahan surat mobilku 3 hari." Dan sebuah cuplikan lelucon dari buku saku Oil Sheikhsnya Linda Blandford. Konon sekretaris pribadi PM Inggeris masuk ke kamar bossnya dengan tergopoh-gopoh: "Excuse me, sir. Paus dan seorang raja minyak sedang menunggu di luar dan ingin bertemu dengan bapak." "Oh, dear," Perdana Menteri mengesah. "Mana yang harus saya dahulukan?". Sang sekretaris membalas: "Saya usulkan Paus saja yang pertama karena bapak cuma harus mencium cincinnya." **** Hendak bertemu dengan pejabat pemerintah, direktur perusahaan dan rektor universitas? Ah ...., tidak usah repot-repot bikin appointment terlebih dahulu. Toh pintu kamar kerja mereka setiap saat terbuka bagi semua orang. Open office! Para tamu sekaligus tumplek dalam kamar dan menjejali kursi yang tersedia. Pengaturan kursinya khas! Selain sejumlah kursi tamu, selalu ada sebuah kursi khusus yang diletakkan di samping tuan rumah. Bergantian tamu penting atau tarnu yang berurusan istimewa menempati kursi tunggal ini. Mereka berbincang dengan muka hampir bersentuhan dan gerak bibir bisik-bisik. Begini agar tidak terdengar oleh tetamu lain. Tau betapa seriusnya sang tuan rumah bercakap dengan tamunya, tak sungkan seorang tamu yang nyelonong masuk langsung menyapanya. Eh . . ., bukannya berang, malah dia beranjak dari kursinya dan mencium tamunya serta bercengkerama dengan santai sekian lama. Maka tidak usah gusar pula bila percakapan kita tersela oleh tamu seperti ini. Baru duduk sudah datang pelayan menyodorkan teh. Gelasnya unik. Besaran dikit dari seloki wiski, berwarna putih bening dan berbentuk bulat dengan mulut gelas yang melengkung keluar buat tempat bibir memarkir. Isinya sekali teguk tersedot habis. Dengan rajin si pelayan sebentar-sebentar masuk dan kontan menuang isi cereknya pada gelas tetamu yang kosong. Oho . . ., saban kosong ditambah lagi! Mau minta setop? Ada 'sandi' spesial. Yaitu, goyang-goyangkan gelas kosong itu dengan punggung tangan menghadap ke pelayan. Dan seusainya gelas kita otomatis diangkat oleh pelayan, tidak tunggu sampai kita pulang. **** Orang Jawa punya besok. Orang Spanyol punya manyana. Tidak ketinggalan, Orang Arab punya bukrah. Maka selain pohon kurma, negeri padang pasir ini ditumbuni subur oleh "janji mulur" dan "janji batal". Misalnya suatu ketika anda mereparasi mobil ke bengkel dan bertanya: "Kapan selesai?". Dia akan menjawab: "Insya Allah, bukrah." Ya, ia bisa berarti besok atawa besok-besok! Dan jika anda mendesaknya akibat keciprat tunda-tunda melulu, dia akan menunjuk dengan nada manis: "Ma'alish, ma'alish . . . !". Alaa . . ., tak apa-apa. Sabar, sabar! Kira-kira begitu maksudnya. Maka sungguh kena local staff KBRI di Baghdad menggelari janji arab seperti "IB". Insya Allah bukrah dan ma'alish! *** Janji arab boleh "IBM". Tapi pemberian arab seringkali membelalakkan mata. Bayangkan antara Medinah dan Riyadh, entah berapa banyak jembatan yang dibangun di atas padang pasir hanya semata-mata untuk membikin jalan mendatar terus-menerus, tidak lagi sekali-sekali melekuk ke bawah. Nah, siapa yang mengenyam anugerah ini kalau bukan pemborong asing. Lalu di ibukota Riyadh, pembongkaran jalan, pengerjaan dol dan sebagainya menonjol di mana-mana. Ini bisa menunjukkan pesatnya pembangunan berlangsung. Hanya saja, kalau yang dibongkar itu adalah bagian yang baru saja dimuluskan maka kesan yang timbul akan macam-macam. Patutlah seorang penduduknya bercanda: "Jalan ini dibongkar lagi karena cincin si pemborong Orang Amerika itu tertinggal di dalam." Petro dollar itu memikat. Seluruh bangsa berusaha merebutinya. Angkat topi pada Korea Selatan yang sebentar saja telah kewalahan mengepit proyek dari berbagai lumbung petro dollar. Syukur pula, pemerintah dan pengusaha kita sudah turut memalingkan perhatian ke situ. Cuma kesemuanya ini barulah berupa gapaian lemah yang sudah puas ketika berhasil menggenggam order nan kecil. Supaya petro dollar itu dapat terkeduk lebih banyak perlu dicamkan bahwa "kecap No. 1" campur pujian hendaknya menyertai bundel analisa ekonomis-finansiil. Bahwa pendekatan emosionil layaknya membarengi pendekatan rasionil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus