Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Di tengah polarisasi politik, wartawan Tempo mesti salah di jalan yang benar.
Arus digitalisasi membuat media terbelah antara mengayuh dalam arus itu seraya mempertahankan integritas.
Jalan tersebut mesti pula melawan kecenderungan politik yang bersekutu dengan oligarki.
MELALUI WhatsApp, aplikasi percakapan seluler, seorang sahabat mengirimkan tautan permintaan maaf redaksi Tempo.co atas berita yang seakan tanpa simpati kepada seorang korban kekerasan dalam demonstrasi mahasiswa pada 11 April 2022 di depan Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat. Si pengirim, yang memposisikan diri mewakili suara orang kebanyakan, bertanya: “Kok, Tempo bisa begini”? Saya jawab, “Inilah yang membedakan media bermartabat dengan media pendengung yang diternak politikus dan pendukungnya”. Media otoritatif seperti Tempo, bila melakukan kesalahan kecil sekalipun, dengan segera minta maaf secara terbuka. Pengakuan atas kekeliruan itu adalah nilai-nilai yang mengharuskan mereka mendapatkan evaluasi secara etik dari dalam. Berbeda dengan media pendengung yang derajat salah dan benarnya ditentukan oleh siapa majikannya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo