TEMPO 5 Agustus 1978, halaman 20, menerangkan Betulkah kain
kafan Yesus?.
Kendati sebagian sekte Kristen tidak mengakuinya, peristiwa itu
sangat dihebohkan dewasa ini. Sehingga di Amerika Serikat
diadakan satu tim khusus untuk menyelidikinya, dipimpin Pendeta
Adam Atterbein dari Hamton, Virginia. Juga 2 orang sarjana NASA
John Jackson dan Eric Jumper turut disibukkan. Selain itu sudah
ada Sidang Riset Jerman yang telah berhasil meneliti kain kafan
itu selama 8 tahun.
Mereka berpendapat bahwa di dalam kain kafan itu terdapat 28
gambar noda. Dan yang terlihat dalam gambar itu
gumpalan-gumpalan darah yang mengalir dari luka-luka yang ada di
seluruh tubuh Yesus. Darah mengalir, satu tanda bahwa jantung
masih bekerja --dia hanya pingsan saja. Bacalah buku "Jesus
Nicht Gestarben (Jesus Tidak Mati di Kayu Salib) karangan Dr.
Kurt Berna Sekretaris Sidang Riset Jerman. Sekarang timbul
pertanyaan: sesudah dia siuman kembali, ke mana dia pergi?
Pada summer vacation yang lalu saya mendapat kesempatan
berkunjung ke Kashmir, India. Di samping untuk melihat kuburan
Nabi Isa a.s. yang kabarnya terletak di Srinagar, juga ingin
melihat keindahan alam Kashmir yang masyhur dengan sebutan
second paradise. Tapi setelah saya lihat sendiri, tidaklah kalah
keindahan alam Indonesia seperti Gundaling, Brastagi, Danau
Toba, Ngarai Sianok, Puncak dan Leles.
Kuburan Nabi Isa a.s. terletak di kota tua Mahallah Khanyaar,
Srinagar. Di dinding kuburan itu tergantung satu tulisan yang
berbunyi Yus Asaph seorang suci yang datang dari negeri luar".
Di atas kuburan itu terletak sebuah batu empat persegi dan di
atasnya terukir sepasang telapak kaki. Beberapa bulan yang lalu
Prof. Fida Mohammad Hasnain M.A.LLB. D.Arch., seorang ahli
purbakala India, mengirimkan foto kedua telapak kaki itu kepada
Dr. Kurt Berna.
Menurut keterangan Prof. Hasnain, baru-baru ini Kurt Berna
mengirim surat kepada beliau: bahwa foto telapak kaki itu sama
benar dengan telapak kaki yang ada dalam kain kafan Yesus itu.
Untuk penyelidikan selanjutnya: Kurt Berna meminta supaya
kepingan batu telapak kaki itu dikirimkan untuk diteliti, sudah
beberapa tahun usianya. Prof. Hasnain sedang berusaha
mengirimkannya.
Selain itu saya merasa takjub sekali melihat nama-nama
perkampungan di sekitar Lembah Kashmir itu mirip nama-nama kaum
Hawari (murid-murid Nabi Isa a.s.). Seperti Ketrus mirip Petrus,
Mattipura yang berarti kampung Matius. Ada lagi Matti Bagh yang
berarti Kebun Matius, mirip Paulus dan di dekatnya lagi ada juga
nama Pauleen.
Di Pakistan juga terdapat nama-nama persamaan seperti Muree,
yang berasal dari Maryam. Di Muree saya telah melihat sebuah
kuburan tua yang dikenal penduduk asli setempat sebagai kuburan
Mai Maryam. Ada lagi nama Gilgit yang mirip Golgota. Satu hal
lagi: orang-orang Kashmir mengenai marhame isa, nama satu
tumbuh-tumbuhan yang dipakai untuk obat-obatan. Ini sudah
tertulis dalam resep tabib-tabib Kashmir sejak ratusan tahun.
Ada lagi yang sangat menarik. Orang Kashmir mempunyai bentuk dan
rupa yang mirip orang Israel. Wanitanya mengenakan kerudung
dengan ikat di kepalanya dengan cara yang khas dan benar-benar
sama dengan cara wanita Israel menutupi dan mengikat kepalanya.
Ini bukan suatu kebiasaan yang baru, melainkan yang mereka
warisi dari nenek moyang mereka. Semua bukti ini mengundang para
scientist, anthropolog, arkeolog dan para ahli budaya untuk
menyelidiki, apakah Nabi Isa a.s., Ibunda Maryam r.a., disertai
murid-muridnya dan suku-suku Israil yang hilang benar-benar
bermukim di Lembah Kashmir.
KHAIRUDDIN BARUS
Missionary Training College,
Rabwah, Pakistan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini