Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Padamnya Padamu Negeri

Heboh sekitar hak cipta lagu "padamu negeri" dan "bagimu negeri" antara R.J. Moeljo Semedi dengan Kusbini. Semedi tidak akan membawanya ke pengadilan. Ada yang mengatakan lagu tersebut mirip lagu Swiss. (ms)

14 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAYA tidak ingin menuntut ke Pengadilan, sebab takut lagu itu menjadi korban," kata Raden Joseph Moeljo Semedi kepada TEMPO. Pernyataan ini sebagai buntut heboh sekitar lagu Padamu Negeri. Sebagai diketahui, selama ini Padamu Negeri dianggap ciptaan Kusbini. Tapi Semedi muncul dengan pernyataan yang mengakui lagu tersebut sebagai miliknya. Semedi, sekarang Kepala Bimas Katolik Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah, tinggal di Jalan Mrican 69 Semarang. Usianya 54 tahun. Ia menciptakan Padamu Negeri, katanya, tahun 1944. "Sehabis mengikuti misa agung malam Natal di Gereja Katolik Kebalen, Sala, saya mendapat ilham dari lagu-lagu gerejani," katanya kepada TEMPO. Ia mengaku telah dipengaruhi terutama oleh lagu Tantum Ergo Lantas ciptaannya disempurnakan di Pati. Untuk pertama kalinya diperdengarkan di rumah Benyamin di Randukuning, Pati dengan iringan biola Setyoprayitno kini Kepala Kantor P dan K Kabupaten Rembang. Mei 1945, teks lagu diperlihatkan kepada Nagasima yang waktu itu Kepala Jawatan Pengajaran SR di Pati. Tahun 1947 Semedi baru tahu bahwa lagu tersebut mulai terkenal di bawah nama Kusbini. Kata akoe di situ sudah diganti dengan kami, dan kalimat djiwa raga abdi diganti jadi djiwa rasa kami. Kenapa baru tahun 1978 Semedi mempersoalkan? "Saya tidak mempersoalkan. Cuma menanyakan," jawabnya. Ia bilang, setelah menikah tahun 1953 ia pernah menyerahkan teks asli Padamu Negeri kepada Soekarman, Sekretaris Kabupaten Pati. Soekarman kemudian menghubungi Soekardi, seorang pembela. Tetapi Soekarman keburu meninggal -- dan persoalan tetap digantung. Belakangan Semedi merasa tergugah lagi ketika TVRI menyiarkan wawancara dengan Kusbini. Dalam wawancara itu Kusbini mengatakan Padamu Negeri lagu religius . Semedi cepat menulis surat kepada TVRI, melalui Teddy Resmi Sari. "Saya mau tanyakan, yang dikatakan Kusbini religius itu yang mana dan di mananya," kata Semedi Surat itu tidak dijawab."Lagu itu memang religius," kata Semedi melanjutkan, "karena benar-benar dipengaruhi lagu gereja. Tapi benarkah Kusbini tahu di mana letak relegiusnya?" Semedi sendiri bersedia menyiapkan saksi mata dan bahan-bahan otentik kalau Pemerintah turun tangan untuk menjernihkannya. Lagu Swis "Penilaian saya pasrahkan kepada masyarakat, pemerintah dan Tuhan," kata Semedi yang bekas wartawan De Locomotif itu. Di samping Padamu Negeri, ia mengaku punya 2 buah lagu kanak-kanak yang tenar bernama Mari Bersama-sama dan Rambut Adikku. Ia sudah menulis sebuah buku sejarah pula mengenai babad Pati. Sekarang sedang menyiapkan cerita anak-anak berjudul Pahlawan Hitam. "Setelah pensiun saya akan aktifkan menulis lagu lagi," tuturnya. Terhadap Kusbini, Semedi berkata: "Melihat tampangnya dan kehidupannya sekarang, seperti saya baca di koran, saya kasihan." Lalu apa kata Kusbini sendiri? Di rumahnya di bilangan Pengok, Yogya, ia pernah mengaku kepada TEMPO tidak pernah kenal apalagi berhubungan dengan Semedi. "Silakan ke pengadilan. Itu yang paling bagus. Persoalannya tidak lagi cuma Kusbim dan Semedi, tapi mencakup yang lebih esensiil, yaitu soal hak cipta," ujarnya. "Atau begini. Tak apa Padamu Negeri diciptakan Semedi, dan Bagimu Negeri diciptakan Kusbini. Tapi Semedi menjiplak, karena syairnya sama," kata Kusbini terkekeh-kekeh, dengan rambut memutih dalam usianya yang ke-68. Sekarang Kusbini sudah mengunci mulut. Ia menyatakan keterangan-keterangan yang pernah diberikannya di sekitar sengketa itu sudah cukup. Maka demikianlah, setelah sempat hangat, matilah sengketa Padamu Negeri. Sebab Semedi menyatakan tidak akan membawanya ke pengadilan. Lalu Mohammad Halil, seorang pembaca TEMPO di jalan Jawa 20, Surabaya, menulis surat "Seorang teman yang, sudah almarhum pernah bercerita kepada saya, bahwa Padamu Negeri itu mirip lagu Swis yang berjudul A vous ma patrie. "Nah. Benarkah?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus