NAH, anak-anak sekolah di Jakarta sekarang minta kepada pak
Tjokropranolo supaya kepada mereka dikenakan jam malam.
"Setuju tidak oom?" tanya beberapa pelajar di Bandung kepada
saya. Ya tentu setuju saja. Ha, kalau begitu kita juga mau minta
jam malam kepada gubernur Kunaefi, sorak harapan bangsa kita
itu. Lho, kok minta kepada gubernur? Habis, kalau minta walikota
Bandung percuma saja oom. Nanti nak-anak malah pada nongol di
Puncak malam hari dan besoknya tentu terlalu loyo buat kembali
ke kota. Lantas kalau anak-anak Jakarta juga pada naik ke Puncak
dan main sampai paginya loyo, pak Tjokro bisa bikin apa? Ini
bagaimana sih oom? Katanya setuju jam malam?
Ya betul setuju, tapi jangan minta gubernur dan walikota dan
polisi dong. Mereka kan sudah terlalu sibuk ngurusi dunia
morat-marit ini. Enaknya kamu minta kepada ayahmu saja. Dia kan
raja di ruman? Buat apa ada raja di rumah kalau bukan buat bikin
peraturan jam malam?
Maaf ya oom, tapi sang raja rumah justru malam-malam suka tidak
ada di rumah, apalagi siangnya.
Kalau begitu, minta kepada ratu saja. Ibumu itu kan ratu rumah
tangga?
Ini juga maaf ya oom, sebab ratu rumah saya siang-malam juga
....
Cukup ! Saya tahu deh. Kalau begitu, minta kepada kakakmu saja.
He, kamu punya kakak mahasiswa di rumah?
Uuuhh! . . . Apalagi dia oom . . . !
Cukup, cukup. Beginl saja. Kamu minta kepada dirimu sendiri
saja. Begini caranya. Hei Aku! Aku minta kepada Aku supaya Aku
bikin jam malam buat Aku dan kalau Aku tidak mematuhinya maka
Aku musti minta digebuki bu guru. Siip bukan?
Kurang siip oom. Masak saya musti minta kepada saya sendiri? Itu
kan buat orang sinting. Lagian bu guru saya itu manis dan tidak
suka nggebuli murid.
Sinting apa? Kamu kan suka minta kepada dirimu sendiri supaya
boleh malas dan boleh keluyuran dan boleh mabok-mabokan dan
boleh flai dan boleh main pestol segala dan selalu bilang yak
harus boleh?
Jangan gitu dong oom! Yang minta keluyuran malam itu bukan saya.
tapi teman-teman saya, jadi saya kan musti shholider oom !
Baik. Mulai sekarang kamu tidak usah shholider dan kamu minta
teman-temenmu supaya ngeloyor kembali saja ke rumah dan bikin
jam malam buat mereka sendiri dan kalau mereka tidak mau mereka
boleh kau gebuki atau kau panggil anjingmu saja atau pak RT atau
polisi. Jadi kau jangan cuma pintar menggebuki kucing saja.
Lantas kamu bikin kode etik buat dirimu sendiri. Pasal satu:
keluyuran malam adalah haram. Pasal dua: inalas belajar adalah
dosa. Pasal tiga: menembaki burung adalah sadis, dan begitulah
seterusnya. Okei?
Wah, susah dong oom kalau musti bikin kode etik segala. Kami kan
sudah bilang kepada pak menteri Syarif Thayeb bahwa kami tidak
perlu kode etik?
Kalau begitu kamu tarik kembali pernyataan itu dan kamu bilang
kepada pak menteri dan bu guru bahwa kamu semua mau bikin kode
etik Setuju? Kamu kan sudah pintar bikin kode etik buat orang
tua sebab kamu suka menuntut supaya orang tua jangan suka
ngeluyur dan jangan suka cekcok di muka anak dan jangan suka
menggebuki kamu. Kalau kamu bingung, kamu minta saja bantuan
kepada kakakmu itu mahasiswa. Dia itu biar sendiri morat-marit
ternyata masih pintar juga hikin kode etik buat dosen dan
pejabat dan anggota DPRD. Percayalah. Ngatur diri sendiri itu
lebih gampang ketimbang ngatur orang lain. Coba saja. Atau kamu
lebih suka diatur polisi saja?
Wah, aom ngomonganya jangan begitu ngawur dong. Begini saja oom.
Enaknya jam malam itu jam berapa?
Jam enam, tuan muda dan puteri remaja! Aduh!! Itu kan jam sore
namanya!?
Apaan kok pakai aduh segala? Kamu itu kan suka nuntut jam siang
kepada ibu supaya makan sudah siap buat perutmu? Kok kamu itu
mau enaknya sendiri saja? Habis makan siang jam satu kamu juga
tidak boleh keluar rumah sampai jaun empat. Jam enam sore tepat
kamu masuk rumah lagi. Makan. Cuci piring dan sendok. Lupakan TV
dan radio dan jangan menendangi kucing seperti kamu itu nggak
ada kerjaan saja. Langsung belajar keras. Jam sebelas tidur.
Mendoa dulu kepada Tuhan agar kamu diberi kekuatan buat menaati
jam sore dan kode etik dan jam pagi.
Ala alaa . . . kok ada jaln pagi segala nih oom?
Iya dong. Jam lima pagi kamu bangun dan lipat selimut dan beresi
tempat tidur dan mandi dan masak air dan bikin kopi buat bapak
dan ibu dan bikin sarapanmu sendiri lantas berangkat langsung ke
sekolah yang berarti tidak nyeleweng dulu ke Puncak. Setuju?
Setujuuu!!!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini