Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Mungkin cuma tafakur

Salat istikharah yang dilakukan kiai badri, dalam salat itu menerima pesan nabi tentang kepemimpinan soeharto, dianggap tidak khusyuk. dia hanya berta- fakur.

9 November 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saya sangat terkesan kepada Kiai Badri, pimpinan Pondok Badrijuda, Probolinggo, dalam mengambil keputusan yang sangat berat: minta petunjuk dari Allah dengan melakukan salat istikharah. Hal itu memang suatu cara yang disunahkan oleh Nabi Muhammad saw. (TEMPO, 19 Oktober 1991, Laporan Utama). Namun, saya jadi tertegun lama setelah mengetahui keadaan salat istikharah Sang Kiai. Dalam salat itu Kiai Badri melihat Presiden Soeharto berada di suatu tempat, yang dikelilingi orang banyak. Lalu muncul bayangan Kabah. Bersamaan dengan itu terdengar amat jelas suara yang menggetarkan hati, yang oleh Kiai Badri, suara itu diyakini sebagai suara Nabi Muhammad saw. "Saya titipkan Indonesia kepada kamu, ya Soeharto...." kata suara itu. Saya tidak mempersoalkan apa hasil dari salat tersebut, yang akan saya permasalahkan adalah apakah benar Kiai Badri mendapat petunjuk seperti itu. Jika benar, saya berpendapat bahwa salat Pak Kiai tentunya tidak khusyuk. Karena kejadian itu melihat Kabah, Pak Harto, dan mendengar suara tentunya mengganggu kekhusyukan salat Pak Kiai. Setahu saya, bila seorang muslim melaksanakan ibadah salat, yang diingat hanya Allah semata. Bila dalam salat itu hadir unsur lain, misalnya, melihat gulai kambing lagi mengepul atau melihat Rhoma Irama sedang bernyanyi, dapat dikatakan bahwa salat orang tersebut tidak khusyuk. Salat yang tak khusyuk, kata Prof. Hasbi Assidiqih, artinya orangnya lalai dalam salatnya. Allah mengatakan, "Maka kecelakaan akan dihadapi oleh orang-orang yang lalai salatnya." (Surat Alma'un, ayat 4-5). Jadi, salat seseorang yang khusyuk tidak dipengaruhi oleh gambaran yang berbentuk fisik atau suara seperti yang dialami Kiai Badri. Menurut saya, ketika Kiai Badri menerima pesan itu, mungkin Kiai dalam bertafakur. Sebab, dalam salat, tidak mungkin terjadi hal itu, karena tidak ada penjelasan dari Quran dan Hadis. AYI PRADESA MANTRA Jalan Anggrek Rosliana Blok F/15 Slipi, Jakarta Barat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus