Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Alam mikro Kamo Hiroshi

Perupa kamo hiroshi menggelarkan seni karya ruang di pusat kebudayaan jepang, jakarta. karyanya tergolong instalasi, elemen-elemen tersusun dari kayu. ia mengolah "ruang kongkret" dan ekspresif.

9 November 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pematung Kamo Hiroshi menggelar karyanya di Pusat Kebudayaan Jepang. Dengan memasukkan obyek kayu ke dalam karya ruang, terlihat kepeduliannya pada lingkungan. MENGEJUTKAN ketika mendengar Japan Foundation melaksanakan artist in residency selama hanya tiga minggu. Program semacam ini, yang mengundang seorang seniman untuk berkarya, biasanya berlangsung tiga sampai enam bulan. Bisakah seorang seniman menghasilkan karya dalam waktu tiga minggu? Tapi, bagi perupa Kamo Hiroshi, yang diundang bekerja di studio patung Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, masa tiga minggu sudah cukup. Dengan bekerja 15 jam tiap harinya, perupa lulusan Tama University of Arts ini bisa menyelesaikan sebuah karya ruang sebesar 2 x 3 x 4 meter. Tanpa asisten, ia memotong dan memahat sendiri puluhan potongan kayu gelondongan. Hasil kerja keras ini dipamerkan di Pusat Kebudayaan Jepang, Jakarta, 25 Oktober sampai 5 November. Karya Hiroshi itu tidak lain sebuah karya besar yang memenuhi seluruh ruang pameran. Karya ini tergolong instalasi, media yang belakangan ini sangat populer di lingkungan seni rupa kontemporer. Instalasi adalah karya tiga dimensi yang pengerjaannya menyertakan penyusunan dan pengonstruksian. Pada karya Hiroshi elemen-elemen yang disusun dan dikonstruksi semuanya terbuat dari kayu. Ada yang diolah secara ekspresif dengan pahat, ada yang dikonstruksi. Karya ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama karya itu, kayu gelondongan kasar yang disatukan. Bagian kedua sebuah rak -seperti rak buku -dengan berbagai obyek pajangan. Obyek-obyek yang dibuat dari kayu ini menggambarkan telepon, burung, piring, deretan buku, gelas, dan buah apel. Bagian ketiga, jajaran kotak-kotak kayu. Pada tutup kotak ini terdapat torehan tulisan: telephone, bird, dish, book, glass, dan apple. Tulisan pada kotak-kotak ini menunjuk obyek-obyek yang ada di rak tadi. Lewat karyanya, Hiroshi ingin mengungkapkan, bagaimana batang kayu berproses -dan diproses -dari material alam menjadi berbagai obyek. "Bentuk tercipta dari sebatang pohon sebagai materi yang sangat sederhana," katanya. Pengolahan kayu yang dimaksud Hiroshi, penggarapan yang disertai perasaan dan rasa sayang, seperti dalam pembuatan benda kerajinan. Bukan pengolahan kayu secara industrial. Hiroshi yakin, produk kayu yang diolah dengan perasaan akan menjadi obyek yang mempunyai arti khusus, akrab dengan pemiliknya, dan layak dicintai. "Akan muncul suatu alam mikro yang lain, hasil olahan apa yang tertangkap oleh mata kita," katanya. Pandangan itu tercermin jelas pada karyanya. Bagian pertama menggambarkan kayu sebagai material. Bagian kedua mencerminkan produk-produk kayu. Bagian ketiga, kotak-kotak kayu -mirip tempat menyimpan perhiasan -adalah kiasan "alam mikro". Karya-karya Hiroshi memperlihatkan watak yang sangat ekspresif. Ia berkarya dengan luapan emosi seperti dalam melukis. Kecenderungan Hiroshi itu termasuk sangat jarang dilakukan pematung atau perupa yang bekerja dengan bentuk tiga dimensi. Dalam kerja mematung atau mengonstruksi, perupa menghadapi material keras. Karena itu, sulit bekerja secara spontan seperti dalam melukis, sewaktu perupa leluasa meluapkan emosi karena goresan cat mudah dikendalikan. Dalam mematung, kerja secara spontan baru dimungkinkan bila perupanya sangat energik dan menguasai teknik. Inilah yang diperlihatkan Kamo Hiroshi. Namun, kerja spontan hanya salah satu aspek dalam karya Hiroshi. Yang lebih utama kecenderungannya membuat karya ruang. Ia perupa yang mengolah "ruang kongkret" yang melibatkan aktualitas pengamat. Dengan demikian, karyanya tidak lagi memperlihatkan dunia imajiner seperti dalam gambar atau lukisan. Kamo Hiroshi perupa yang banyak mengolah kayu gelondongan yang digarap terbatas dan dibiarkan kasar. Sebagian besar karyanya -tidak dipamerkan -- menunjukkan corak ini. Dengan memasukkan obyek-obyek kayu seperti ini ke dalam karya ruang, terlihat kepedulian Hiroshi pada masalah lingkungan. Dengan memasukkan obyek-obyek kayu kedalam karya ruang, terlihat kepedulian Hiroshi pada masalah lingkungan. Namun, pandangan perupa ini tentang lingkungan tidak sama dengan visi para pejuang lingkungan. Hiroshi masih percaya, alam menyediakan diri untuk dijelajahi dan diolah, asal dengan cara bersahabat. Jim Supangkat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus