INI momen bersejarah bagi Pramoedya Ananta Toer. Ini juga saat bersejarah di Indonesia. Novelis yang beberapa puluh tahun dibungkam itu sebentar lagi akan bisa pergi ke luar negeri. Paspor sudah didapat, visa ke AS dengan cepat sudah diperoleh (pelbagai pihak di AS memang banyak membantu ke arah bebasnya dia), dan pihak Imigrasi mengatakan tak akan ada soal bila tahanan politik termasyhur ini akan berangkat. Singkat kata: Pramoedya kini orang bebas.
Pram sejak 1959 tak pernah ke luar negeri. Setelah dilepas dari tahanan politik pada 1979—ia mendekam di Pulau Buru selama 13 tahun—sastrawan ini tak bisa bebas pergi. Tahun 1988, Pram mendapat hadiah sastra dari PEN Club, sebuah lembaga tempat bernaungnya para penyair, penulis drama, esais, editor, yang berkedudukan di New York. Namun, Pram tak bisa terbang ke sana. Ia praktis "tahanan kota" di Jakarta.
Riwayatnya memang penuh hambatan. Tahun1995, Yayasan Magsaysay yang berkedudukan di Manila memberikan hadiah sastra buat Pram. Bukan saja Pram tak boleh pergi, sejumlah seniman di Indonesia menyatakan keberatan atas hadiah itu,. antara lain Mochtar Lubis, Rendra, dan Taufiq Ismail. Kini reaksi yang sama pasti tak akan terjadi, juga bila nanti Pram akan mendapat gelar doktor honoris causa di Universitas Michigan. Reaksi seperti itu tak menguntungkan siapa-siapa.
Perginya Pramoedya ke luar negeri, serta dilepasnya semua bekas tahanan politik "G30S-PKI", menunjukkan berakhirnya sebuah era. Bahkan dalam pemilu nanti mereka sudah dapat kembali sebagai warga negara dengan segala haknya. Terlampau panjang perlakuan tak semena-mena itu pada mereka, tapi apa yang dilakukan Pemerintah tahun ini menunjukkan, tak ada tindakan adil yang terlambat.
Kini terbuka lebih luas kesempatan untuk menengok masa lalu yang penuh trauma itu—baik sebelum maupun setelah 1965—dengan sikap lebih terbuka. Baik tentang kesalahan dan keteguhan pendirian, dalam diri Pram dan lawan politiknya. Indonesia memang perlu belajar dari kesalahan dalam sejarahnya sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini