Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Tongkat yang membawa rebah: elegi yang tak berkesudahan

6 Juli 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan jelas dan pahit, tongkat sang "Pandita", demikian ku gelarkan nama Harjono, akhirnya habis di kamar sebuah hotel. Semangatku gamang, antara ada dan tiada. Kurasakan belangsungkawa dan kutanggung kesedihan. Bagaikan ditinggal pergi sang kekasih. Terbayang almarhum Suardi Tasrif berucap: Inilah final mata kuliah "hukum dagang" menjadi "dagang hukum". Kupaksa menyatakan keyakinanku dengan hati rumit dan kacau-balau: "Sang Pandita cuma melakukan sebatas itu." Seorang Pengacara Muda Nama dan alamat pada Redaksi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus