Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lumajang - Gunung Semeru di Jawa Timur kembali meletus pada Senin pagi ini, 23 Desember 2024, menjelang subuh. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru melaporkan kolom abu membubung hingga setinggi 800 meter di atas puncak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut," kata Petugas Pos PGA Semeru di Lumajang, Ghufron Alwi, dalam laporan tertulis, Senin pagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Erupsi itu, kata Ghufron, terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 129 detik. Seluruhnya, erupsi terjadi tiga kali berturut-turut menjelang subuh tadi, yakni pada 01:31 WIB, 02:47 WIB dan 03:19 WIB.
Sebelumnya, berdasarkan laporan 24 jam terakhir hingga Senin dinihari tadi, hasil pengamatan aktivitas kegempaan Gunung Semeru menunjukkan 56 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 13-22 mm, dan lama gempa 60-147 detik.
Terekam juga sekali gempa guguran dengan amplitudo 3 mm dan lama gempa 42 detik. Gempa embusan tercatat 17 kali dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 41-66 detik. Kemudian tiga kali harmonik dengan amplitudo 4-20 mm, dan lama gempa 85-256 detik. Gempa tektonik jauh tercatat 1 kali dengan amplitudo 5 mm, S-P 16 detik dan lama gempa 43 detik.
Ghufron menyebutkan status aktivitas Gunung Semeru hingga Senin pagi ini masih tetap di level II (waspada). Pada level tersebut, ada sejumlah rekomendasi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG): masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
PVMBG juga meminta untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak gunung api yang berada di ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.