Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Aduhai, tiang penyangga langit

Hutan tropika di Indonesia terancam punah. (ling)

5 Februari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LEGENDA orang Indian Amerika Selatan mengatakan bahwa hutan hujan tropika adalah tiang penyangga langit. Kalau pohon hutan itu ditebang, kiamatlah seluruh kehidupan. Legenda itu sungguh mengerikan. Sebab dunia kini terancam oleh semakin menyusutnya jumlah hutan hujan tropika, salah satu dari kekayaan alam yang tak ternilai. Hutan adalah ekosistem penyangga kehidupan banyak mahluk, wadah tadah air, pencegah erosi, sumber plasma nuftah, sumber kekayaan alam. Bahkan akhir-akhir ini, hutan dijadikan sumber devisa. Celakanya ialah hutan hujan tropika yang mempunyai lahan di seputar sabuk dunia sebagian besar milik negara yang sedang membangun. Negara itu, karena dikejar oleh pertumbuhan populasi yang tinggi, biasanya memilih hutan untuk pembangunan. Bukan pembangunan untuk melestarikan hutan. Jumlah hutan hujan tropika ini 40% dari seluruh jenis hutan di dunia. Separuhnya dimiliki oleh Brazil sebagai juara pemilik hutan tropika, kemudian menyusul Zaire dan Indonesia. Dan Indonesia beruntung memiliki 10% dari jumlah hutan tropika di dunia atau 39% dari wilayah Asia. Seperti halnya di banyak negara berkembang lainnya, di Indonesia pun ada hutan yang hilang atau gundul. Yaitu akibat sistem ladang berpindah, transmigrasi dan penebangan hutan untuk komersial. Begitu hutan musnah, biasanya hilang pula kesuburan tanahnya. Lebih-lebih pada kemiringan tanah di atas 30. Badan pelestarian alam internasional (WWF/IUCN) telah memperkirakan bahwa kerusakan hutan tropika kini mencapai rekor 21,6 ha setiap menit. Sistem ladang berpindah pasti menjadi faktor utama hilangnya hutan tropika di Asia. Diduga ada 28 juta peladang Asia yang kerjanya membakar hutan untuk sekitar 3 tahun ditanami, kemudian dibakar lagi hutan yang lain. Indonesia tampaknya di Asia menjadi juara nomor satu dalam lenyapnya hutan tropika. Setiap tahun tercatat lenyap 550.000 ha dalam republik ini, yang jadi juara kelima di dunia dalam hal populasi. Hutan tropika Indonesia juga terkaya dari jenis kayu (komersial) nomor satu. Karenanya, Indonesia juga jadi juara kelas wahid dalam hal ekspor kayu keras (hardwoods), yaitu 17,5% dari seluruh perdagangan kayu di dunia. Tahun 1980 Indonesia mengekspor jenis kayu super ini sebanyak 16.313.000 m3, yang lantas menghasilkan devisa US$ 1.559.903. 000. Juara pertama sebagai pembeli kayu Indonesia adalah Jepang (52%). Kemudian menyusul Korea Selatan (23%) dan Taiwan (15%). Sedangkan republik tetangga yang berpulau kecil, Singapura, telah membeli 5,6% dari jumlah kayu yang diekspor Indonesia. Alangkah kayanya bumi Indonesia ini! Jumlah huun produksinya pernah mencapai 73.575.000 ha. Hampir separuh dari jumlah tersebut sudah dilego para pemegang HPH ke luar negeri. Hutan yang tergolong kurang atau tidak berproduksi, ada 40 juta ha. Sekitar 35 juta ha bisa tergolong hutan yang tidak berproduksi seperti hutan rawa, hutan pantai atau hutan gambut. Sisanya, sekitar 5.430.000 ha, untuk taman nasional dan hutan lindung. Mau tahu betapa cepatnya hutan Anda musnah? Dua badan pelestarian lingkungan internasional (WWF dan IUCN) memperkirakan selama tahun 1950-1977, Indonesia telah kehilangan hutan hujan tropikanya sejumlah 9,27 juta ha. Tahun 1976-1980, pemusnahan ini mencapai puncaknya: 550.000 ha per tahun. Terutama hutan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Nusatenggara ditebang untuk kayu ekspor. Republik ini mempunyai tanah kritis 20 juta ha. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 7,8 juta ha harus cepat-cepat ditangani, apalagi karena ini menyangkut 69 wilayah, tadah air. Wilayah Indonesia yang kaya akan species flora dan fauna ini kini termasuk kelas prioritas tinggi dalam pengamatan WWF/IUCN. Sejak 1977, UNDP/FAO dengan Proyek Pembangunan Taman Nasional mencoba menyelamatkan hutan hujan tropika Indonesia. Tapi semua itu tentu terserah kepada kesadaran penghuninya. Apakah pohon-pohon yang tingginya bisa mencapai 50-60 m dan selalu hijau sepanjang tahun itu akan tinggal dalam kenangan saja? Legenda orang Indian yang mengerikan itu mungkin akan terjadi pula di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus