Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

Sebanyak dua desa di Gunung Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, bakal dikosongkan.

2 Mei 2024 | 15.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak dua desa di Gunung Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, bakal dikosongkan. Kebijakan ini diungkap Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey saat Rapat Koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis, 2 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua desa itu adalah Laingpatehi dan Pumpente Olly mengatakan, koordinasi telah dijalinnya dengan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Mensesneg untuk pengosongan tersebut. "Mereka sepakat untuk kami lakukan pemindahan," kata Olly saat dipantau dari streaming YouTube BNPB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rencana Olly, penduduk di dua desa tersebut bakal dipindahkan ke Likupang dan Pulau Mongondow Selatan. Menurut Olly, jarak untuk sampai ke lokasi ini diperkirakan tiga jam perjalanan dari Kota Manado. Lokasinya diklaim cukup aman dari dampak erupsi Gunung Ruang.

Selain itu, Olly mengaku bahwa lokasi yang dipilih untuk tempat relokasi sudah disurvei dan dicocokkan dengan latar belakang masyarakatnya, mulai dari suku hingga nilai sosial budaya. "Di sana sama-sama orang Siau, jadi kalau kami relokasi mereka ke sini, artinya masih sesama orang Siau juga," kata Olly. Orang Siau adalah sebutan bagi penduduk asli Kepulauan Siau, Tagulandang, dan pulau-pulau sekitarnya.

Kendati sudah menyepakati tempat untuk relokasi, Olly tidak menjelaskan secara detail kapan dan bagaimana teknis dari relokasi ini. Rapat yang dilakukannya dengan BNPB hanya membahas secara garis besar ihwal upaya pemerintah provinsi dalam menangani pengungsi akibat erupsi Gunung Ruang.

PVMBG Dukung Relokasi Penduduk dari Gunung Ruang

Dalam Rapat Koordinasi BNPB itu, hadir juga Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan. Dia menjelaskan karakteristik Gunung Ruang yang sangat khas dan berbeda dari gunung api lainnya di Indonesia. Atas dasar itu, dia menyatakan tepat keputusan untuk merelokasi penduduk di desa sekitar Gunung Ruang.

"Jadi sudah tepat langkah Gubernur, bahwa ini daerah berbahaya," kata Hendra, seraya menyampaikan bahwa erupsi Gunung Ruang tidak henti-hentinya terjadi sejak 1800-an. Terdapat jeda sejenak, tetapi, dia menambahkan, bakal erupsi lagi dan kejadiannya mendadak.

Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Indonesia, meletus lagi untuk kedua kalinya pada tanggal 30 April 2024. (ANTARA/HO-BNPB)

Gunung Ruang memiliki tinggi di 725 meter dari permukaan laut. Hanya saja menurut Hendra, ini adalah ketinggian gunung yang tampak. Berapa panjang dan jaraknya di dasar laut belum diketahui. "Perlu ada kesiapsiagaan semua pihak, erupsi Gunung Ruang menuntut kita untuk melakukan respons cepat," ucap Hendra.

Lebih lanjut, Hendra menyampaikan, erupsi Gunung Ruang memiliki bentuk khas dengan awan panas. Bentuknya putih kelam dan berada di sekitar kawah. Awan panas ini bisa merusak desa-desa dan lingkungan terdekat di Gunung Ruang. "Historisnya memang sangat lazim kalau Gunung Ruang mengeluarkan awan panas," ujar Hendra.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus