Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Awas 'nak, knalpot mobil...

Perusahaan minyak sengaja bikin bensin dengan campuran tel. akibatnya gas racun keluar dari knalpot. jaringan otak anak-anak diduga jadi rusak karenanya. pencemaran udara menjadi problem dunia. (ling)

9 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JUMLAH gas racun yang keluar melalui knalpot mobil, belum lama ini secara meyakinkan diperagakan Kementerian Urusan Lingkungan negara bagian Bavaria di Jerman Barat. Gas knalpot satu mobil disalurkan ke dalam balon raksasa bergaris-tengah 10 m. Setelah 15 jam, ternyata balon itu terisi 523.000 liter gas racun, terbanyak berupa karbonmonoksida dan nitrogenoksida. Bisa dibayangkan berapa milyar liter gas racun setiap hari mencemarkan udara di seluruh dunia. Selain kedua gas racun itu masih terdapat zat racun lain seperti berbagai senyawa hidrokarbon dan halida timah hitam. Yang terakhir ini berasal dari zat Tetraethyllead (TEL) yang dicampurkan perusahaan minyak pada bensin premium dan super supaya menaikkan bilangan oktannya. Di Inggris, misalnya, setiap hari 7000 ton partikel timah hitam memasuki udara, terutama berasal dari gas knalpot mobil. Kontroversial Bulan lalu sejumlah menteri senior kabinet Inggris khusus bersidang membahas kemungkinan mengurangi jumlah TEL yarg dimasukkan ke bensin itu. Pembahasan itu didorong sebuah penemuan Dr. Richard Lansdown dari Rumah Sakit Anak-anak Great Ormond Street di London dan Dr. William Yule dari Institut Psikiatri, Universitas London. Kedua peneliti itu menyimpulkan adanya hubungan antara kadar timah hitam dalam darah dan tingkat kecerdasan dan kemampuan anak-anak. Menurut mereka, kecerdasan dan kemampuan sudah terpengaruh negatif walau nilai kadarnya jauh lebih rendah daripada yang dianggap normal selama ini. Ini berarti ratusan ribu anak-anak terancam kerusakan pada jaringan otak akibat kadar timah hitam dalam darah mereka. Sebetulnya informasi tentang efek negatif yang disebabkan timah hitam, jika terhirup melalui saluran pernapasan, masih sangat terbatas. Namun timah hitam di udara diduga menimbulkan gangguan pada hati, ginjal, dan sistem syaraf, terutama pada jaringan otak. Penelitian Dr. Lansdown dan Dr. Yule oleh banyak pihak masih dinilai kontroversial. Soalnya kedua dokter itu pernah menjadi anggota suatu tim pemerintah Inggris yang meneliti efek timah hitam terhadap kesehatan satu tahun lalu. Ketika itu disimpulkan tidak terdapat bukti meyakinkan adanya hubungan kecerdasan dan nilai kadar timah hitam (di bawah 35 mikrogram per 100 cc darah) dalam tubuh penduduk. Laporan tim pemerintah itu sangat dikritik oleh Wahana Konservasi Alam di Inggris akhir tahun lalu. Menurut Prof. Derek Bryce-Smith dari Universitas Reading dan Dr. Robert Stephens dari Universitas Birmingham, laporan itu sangat mengabaikan kontribusi larutan timah hitam dalam bensin pada beban timah hitam seluruhnya yang memasuki tubuh manusia. Mereka memperkuat dugaan bahwa ada efek pencemaran di bawah nilai 35 mikrogram, sekalipun dengan gigih dinyatakan tak ada efeknya. Tim pemerintah ketika itu kurang memperhatikan hasil penelitian Dr. Herbert Needleman di Amerika Serikat. Needleman dan beberapa peneliti lain sebelumnya sudah menemukan perbedaan berarti pada kecerdasan dan perilaku anak-anak dengan kadar timah hitam rendah dan "normal" dalam tubuh. Nilai IQ rata-rata berbeda dengan empat sampai lima nilai. Ini saja cukup untuk melipatgandakan jumlah penduduk yang secara mental terkebelakang dengan nilai IQ di bawah 70. Juga di Jerman Barat suatu penelitian yang serupa menemukan hasil yang sama. Bahaya timah hitam di udara juga ditandaskan oleh berbagai penelitian terhadap binatang. Polusi udara oleh kendaraan bermotor di seluruh dunia merupakan problem, apalagi usaha pencegahannya tidak selalu lancar. Hambatan utama tentunya karena tersangkut kepentingan demikian banyak pihak yang saling berbeda. Misalnya di Amerika Serikat peraturan pencegahan pencemaran oleh kendaraan bermotor ditunda pelaksanaannya sampai enam kali sejak tahun 1970. Semua itu karena laktor perhitungan ekonomis. Hingga Presiden Reagan pekan lalu menghapus 34 pasal dari peraturan pencegahan polusi udara dan keselamatan kendaraan bermotor. Tentu saja Ralph Nader, Ketua Lembaga Konsumen AS, yang banyak berperan melahirkan berbagai peraturan itu, naik pitam. "Penghapusan itu pasti bakal membunuh banyak orang dan merusakkan kesehatan dan lingkungan," katanya. Juga di Indonesia pencemaran udara oleh kendaraan bermotor cenderung merupakan problem. Terutama di Jakarta saat ini berkeliaran sekitar 300 ribu sedan, bis dan truk, lebih 400 ribu motor dan hampir 12 ribu kendaraan beroda tiga. Jumlah ini belum termasuk kendaraan ABRI dan korps diplomatik. Menurut perkiraan, 70% pencemaran udara di Jakarta berasal dari kendaraan bermotor itu. Toh keadaan saat ini dinilai belum membahayakan, atau dianggap masih berada di bawah standar yang ditetapkan sebagai batas aman. Sangat Beracun Perusahaan minyak sengaja menambahkan TEL itu pada bensin supaya bensin beroktan tinggi. Ini meningkatkan kualitas pembakaran, sekalipun dengan rasio kompresi tinggi mesin modern, dan meniadakan bunyi ketokan (knocking). Dalam proses pembakaran endapan oksida timah hitam diubah lagi menjadi halida timah hitam yang mudah menguap tapi sangat beracun. Halida ini tersembur keluar bersama gas lain melalui knalpot. Bensin premium yang dijual di Indonesia bernilai oktan 87 dan mengandung larutan TEL maksimal 2,5 ccper gallon (3,8 liter), sedang super dengan nilai oktan 98, maksimal 3 cc per gallon. Apa pengaruhnya di Jakarta? Majalah kedokteran Medika (April 1981), memuat suatu laporan penelitian yang dibiayai dana Proyek Pengembangan Perguruan Tinggi UI. Ia menilai konsentrasi timah hitam di udara dan konsentrasinya di darah dan air seni penduduk Jakarta di tiga lokasi. Semua nilai yang diperoleh ternyata masih di bawah standar yang diperkenankan di Jakarta. Sejak 1979 PPMPL (Pusat Penelitian Masalah Perkotaan dan Lingkungan) DKI, menetapkan 0,06 mg per m3 konsentrasi timah hitam di udara sebagai batas tertinggi. Yang dianjurkan ialah nilai 0,02 mg per m3, misalnya berlaku di Kanada. Menurut rumus pengubahan dalam berbagai literatur, nilai ini menghasilkan konsentrasi 24 mikrogram timah hitam dalam 100 cc darah. Nilainya yang di bawah 35 mikrogram--seperti di Inggris semula -- masih dianggap normal. Bila di atas 35 mikrogram, timah hitam sudah mulai menghambat sintesa hemoglobin dalam darah. Melampaui 80 mikrogram, ia sudah berbahaya. Dari penelitian PPMPL tahun 1979 angka nilai tertinggi kosentrasi timah hitam di udara ditemukan di daerah Glodok pada malam hari, yaitu 0,09 mg per m3. Ini memang di atas standar 0,06 mg yang diperkenankan, tapi menghasilkan konsentrasi dalam darah sebesar 36 mikrogram per 100 cc, nilai yang tidak terlalu tinggi. Penelitian ini juga menilai konsentrasi timah hitam dalam darah 54 sopir dan kenek bis. Diperoleh nilai konsentrasi rata-rata 24,6 mikrogram per 100 cc darah, meski salah satu sopir menunjukkan nilai konsentrasi sebesar 54,1 mikrogram. Sebagai kelompok pembanding dinilai 18 siswa yang bersekolah di Pasar Minggu, daerah pinggiran kota yang dianggap bebas polusi. Ditemukan nilai rata-rata 14,7 mikrogram per 100 cc darah dengan nilai tertinggl 22,8 mikrogram. Ini dalam batas aman. Anehnya menurut penelitian yang dimuat Medika, meski konsentrasi timah hitam di Pasar Minggu (Ragunan) rendah (0,0028 mg/m3) dibanding 0,022 mg dan 0,026 mg di Jalah Gajah Mada dan Percetakan Negara, nilai konsentrasi dalam darah penduduk di Ragunan ternyata sangat tinggi (rata-rata 167,9 mikrogram per 100 cc darah) dan dinilai sudah membahayakan. Para peneliti menduga bahwa ini disebabkan sumber timah hitam lain seperti dari makanan atau minuman. Tapi ini memerlukan penelitian lebih lanjut. Tak Ada Alasan Yang menggembirakan saat ini laporan Lansdown-Yule merangsang kegiatan. Prof. Barbara Clayton dari Universitas Southampton bersama Dr. Lansdown merencanakan suatu penelitian yang memperbandingkan secara besar-besaran anak-anak pedesaan dengan yang di kota. Tingkat pertama, mereka akan meneliti kadar timah hitam pada 7000 butir gigi susu yang tanggal dari anak-anak di desa maupun di kota. Sesudah itu mereka akan meneliti secara mendalam 600 anak-anak dan berusaha menemukan hubungan sebab-akibat antar kadar timah hitam dan kecerdasan serta perilaku mereka. Penelitian ini disponsori Kementerian Lingkungan Inggris. Menteri Lingkungan Inggris, Michael Heseltine, bersama Menteri Pelayanan Sosial, Patrick Jenkin sudah lama mengusulkan meniadakan campuran senyawa timah hitam ke dalam bensin. Pekan lalu Heseltine memimpin berbagai diskusi soal itu dalam sidang kabinet. Hasil sementara mungkin berupa pengurangan jumlah TEL yang boleh dicampurkan pada bensin -- dari 0,4 gram per liter menjadi 0,15 gram per liter bensin. Berangsur pembatasan TEL ini di Inggris menjadi penghapusan total dalam jangka empat tahun mendatang. "Sama sekali tak ada alasan dan argumentasi -- kecuali dari perusahaan minyak -- untuk tidak menggunakan bensin tanpa TEL sekarang juga," ujar Bryce-Smith. Menurut dia, keperluan memasukkan TEL pada bensin suatu penipuan humas terbesar dalam abad ini. "Sebetulnya jalan mobil lebih lancar tanpa tambahan TEL karena korosi pada berbagai bagian mesin berkurang," kata Bryce-Smith. Memang persoalannya berkisar pada ongkos itu. Membuat bensin beroktan tinggi di kilang minyak memang mungkin, tapi prosesnya lebih rumit dan menggunakan minyak mentah lebih banyak. Penambahan TEL menghasilkan nilai oktan yang tinggi juga tapi ekonomis lebih ringan. Itu sebabnya Kementerian Energi dan Kementerian Keuangan Inggris masih menentang gagasan meniadakan TEL sama sekali dalam bensin. Bryce-Smith mengakui juga bahwa ongkos membuat bensin tanpa TEL hingga bernilai oktan 99 lebih tinggi. "Tapi pemilik mobil beruntung menggunakan bensin tanpa TEL karena ongkos pemeliharaan bakal turun," katanya. "Tanpa timah hitam, korosi pada berbagai komponen mesin berkurang." Inggris kini baru mulai memikirkan produksi bensin tanpa timah hitam. Jepang dan Amerika Serikat sudah bertahap mengurangi -- akibat peraturan pengendalian polusi -- pemakaian bensin dengan TEL. Di Jerman Barat dan Australia, pemakaian bensin bebas TEI. semakin dianjurkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus