Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Badan Geologi Turunkan Radius Bahaya Letusan Gunung Lewotobi Jadi 7 Kilometer, Status Masih Awas

Selain bahaya letusan, Badan Geologi juga meminta warga untuk tetap mewaspadai potensi banjir lahar di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki.

27 November 2024 | 08.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan radius bahaya letusan Gunung Lewotobi Laki-laki dalam radius 7 kilometer dari pusat aktivitas erupsi di puncak gunung tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya radius bahaya juga dipatok 9 kilometer dalam arah sektoral barat daya-barat laut. Kendati demikian status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih dipertahankan dalam status Level IV atau Awas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangannya, Selasa, 26 November 2024, malam.

Perubahan rekomendasi tersebut diputuskan berlaku mulai Selasa pukul 15.00 WITA. Selain bahaya letusan, Badan Geologi juga meminta warga untuk tetap mewaspadai potensi banjir lahar.

“Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokengjaya, Boru, Nawakote,” kata Wafid.

Warga juga diminta tetap menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.

Wafid mengatakan kejadian erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada periode 16-25 November 2024 relatif mengalami penurunan. “Kejadian erupsi selama periode ini mengalami penurunan, namun demikian masih terdapat embusan yang sedang hingga kuat disertai suara gemuruh,” kata dia.

Laporan Badan Geologi menyebutkan tinggi kolom erupsi juga relatif mengalami penurunan menjadi rata-rata 500-2.000 meter di atas puncak. Sebelumnya letusan Gunung Lewotobi Laki-laki rata-rata mencapai 1.000-3.000 meter di atas puncak.

Pantauan gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal masih terekam dengan jumlah yang relatif menurun. “Gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal masih terekam namun jumlahnya sedikit menurun dari periode sebelumnya. Hal ini mengindikasikan hingga saat ini masih terjadi suplai magma dari kedalaman ke permukaan yang lebih dangkal,” kata Wafid.

Wafid mengatakan, aliran lava yang dihasilkan dari letusan Gunung Lewotobi masih terpantau. “Aliran lava masih terjadi dengan jarak luncur stabil pada 3.8 kilometer arah barat-barat laut dan sekitar 2 kilometer pada arah timur laut, namun demikian pertambahan jarak ini masih berpotensi terjadi mengingat kemiringan lereng dan suhu lava yang masih tinggi,” kata dia.

Badan Geologi mencatat gempa tektonik lokal dan tektonik jauh relatif berkurang. “Gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki menjadi salah satu indikator aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki, sehingga perlu diwaspadai apabila terjadi peningkatan tiba-tiba pada jumlah tektonik lokal yang akan berpengaruh pada tinggi letusan atau aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki,” kata Wafid.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus