Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Banjir dan Longsor di Kabupaten Nunukan, Sejumlah Jembatan Antar Desa Terputus

Banjir dan tanah longsor melanda sejumlah desa di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Wilayah ini tercatat rentan bencana hidrometeorologi.

25 Juli 2024 | 14.30 WIB

Wilayah yang terdampak tanah longsor di wilayah Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, pada Sabtu lalu (13/7). Dok humas BNPB
Perbesar
Wilayah yang terdampak tanah longsor di wilayah Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, pada Sabtu lalu (13/7). Dok humas BNPB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir dan tanah longsor melanda sejumlah desa di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sejak Sabtu, 13 Juli 2024. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat enam desa di Kecamatan Krayan Selatan sempat terendam, yaitu Desa Long Budung, Long Pupung, Pa Urang, Pa Sing, Pa Tera, dan Dalan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tercatat 696 jiwa atau 238 kepala keluarga terimbas," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melalui keterangan tertulis, Kamis, 24 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Muhari, genangan air itu merendam 238 rumah warga lokal. Ada juga 15,25 hektare (Ha) lahan sawah, sebuah jembatan, dan jaringan infrastruktur air bersih yang turut terdsmpak. "Jembatan yang mengalami kerusakan tersebut menyebabkan akses Desa Long Layu menuju wilayah Krayan Tengah terputus," ucap dia.

Dari kecamatan yang sama, ada juga longsor yang titiknya tersebar di tujuh desa. Tanah longsor tercatat di wilayah Desa Long Pasia, Liang Lunuk, Long Birar, Pa Kaber, Pa Ibang, Pa Amai, serta Pa Upan. Ada 1.166 jiwa atau 246 keluarga yang terimbas tanah longsor.

Tanah longsor itu didahului hujan dengan intensitas tinggi yang mempengaruhi struktur tanah labil di Krayan Selatan. Seperti banjir tadi, insiden longsor ini merusak sebuah jembatan dan ruas jalan provinsi. "Di samping itu, 246 rumah warga terdampak dan juga jaringan irigasi sawah seluas lebih dari 30 Ha,” tutur Muhari.

Muhari mengimbuhkan bahwa Kabupaten Nunukan termasuk wilayah yang rentan banjir dan tanah longsor. Wilayah ini juga dilanda banjir pada September 2023 silam. Kajian inaRISK—sistem informasi risiko bencana—mengidentifikasi 19 kecamatan di Nunukan memiliki indeks bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Kecamatan Krayan Selatan adalah salah satunya.

Tim BNPB mengimbau pemerintah dan warga setempat untuk lebih waspada terhadap bahaya susulan. “Merujuk prakiraan cuaca pada 25-26 Juli 2024, wilayah Nunukan masih berpeluang diguyur hujan dengan intensitas ringan.”

 


 

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus