Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat sedikitnya 1.659 rumah warga terendam banjir hingga ketinggian satu meter setelah hujan deras, Selasa, 25 Februari 2025. Banjir melanda puluhan kampung serta desa di Kecamatan Dayeuhkolot dan Bojongsoang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Curah hujan dengan intensitas sedang hingga deras di wilayah Kabupaten dan Kota Bandung mengakibatkan debit air meningkat sehingga Sungai Cikapundung dan Citarum meluap merendam pemukiman warga serta jalan raya,” kata Kepala BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama kepada Tempo, Rabu, 26 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Kecamatan Dayeuhkolot, sebanyak 1.659 rumah yang dihuni 3.275 kepala keluarga atau 7.298 jiwa terdampak banjir. Begitu pun lima sekolah, 17 tempat ibadah, dan tiga fasilitas umum. “Dilaporkan juga sebanyak tiga rumah warga jebol tergerus air banjir,” ujarnya. Rumah yang rusak itu dihuni tiga keluarga sebanyak 17 orang.
Sebaran lokasi banjir dengan ketinggian hingga 80-100 sentimeter seperti di Kampung Leuwi Bandung, Lamajang, dan Sukabirus. Sebagian warga pergi mengungsi ke tempat yang aman. Petugas juga melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir. Genangan air setinggi 10-80 sentimeter juga ikut memutus akses Jalan Raya Dayeuhkolot dan Jalan M. Toha pada Selasa.
Di Desa Dayeuhkolot, ketinggian banjir di beberapa kampung maksimal bisa mencapai 100-130 sentimeter. Sementara di Desa dan Kecamatan Bojongsoang, banjir yang merendam Kampung Cijagra berketinggian 10-70 sentimeter, dan di jalan raya Cijagra – Cigebar tergenang air setinggi 30-90 sentimeter. Adapun di daerah Nagrek, sebuah rumah warga ambruk saat hujan deras sehingga penghuninya yang berjumlah lima orang pergi mengungsi ke tempat kerabat.
Dari hasil citra satelit dan radar Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), awan konvektif terpantau di wilayah Kota Bandung pada Selasa sekitar pukul 16.30 WIB. Awan konvektif itu kemudian meluruh dan bergerak ke sebagian wilayah Kabupaten Bandung dengan nilai suhu puncak awan minimum mencapai -75 hingga - 69 derajat Celcius pada pukul 15.30-16.00 WIB. Kondisi tersebut, menurut BMKG, mengindikasikan adanya hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu, saat ini wilayah Bandung Raya masih berada pada periode musim hujan. “Dilihat dari kondisi dinamika atmosfer global dan lokal, diprediksi Bandung Raya pada akhir Februari ini dan Maret terjadi peningkatan curah hujan,” katanya lewat keterangan tertulis, Rabu.
Masyarakat diminta tetap waspada terhadap curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang serta potensi bencana hidrometeorologis berupa genangan, banjir, tanah longsor dan angin kencang.