Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk belakangan menempatkan mesin pencacah sampah organik, atau disebut komposter, di Rest Area Travoy Km 88 A dan 88 B di Jalan Tol Cipularang. Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, mengatakan penempatan mesin tersebut mendukung inisiatif ramah lngkungan di sekitar area rehat ruas tol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan pengolahan sampah organik yang lebih efektif, kami berharap lingkungan rest area menjadi lebih nyaman dan asri bagi pengunjung, serta dapat memberikan manfaat bagi ekosistem di
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mesin tersebut diserahkan kepada perwakilan pengelola Rest Area Travoy Km 88 A dan 88 B pada Selasa, 22 Oktober lalu. Selain mesin komposter, induk usaha Jasa Marga juga menyalurkan mesin pengaduk kompos, mesin pengayak kompos, serta bahan-bahan pengolahan seperti obat aktivator dan penggembur sampah organik.
Menurut Lisye, mesin komposter memberikan dampak jangka panjang menyangkut pengelolaan sampah organik di area rehat. Sampah bisa diolah menjadi kompos dan digunakan sebagai media tanam atau pupuk organik, “Tidak hanya di rest area, tetapi juga di berbagai tempat lainnya,” kata dia.
Melansir laman resmi Madani Teknologi, entitas pengembang mesin pengolah limbah dan pengolah makanan asal DI Yogyakarta, limbah organik yang dimasukkan ke dalam mesin komposter akan diputar secara teratur. Rotasi konstan itu membuat limbah tercampur secara merata sebelum menjadi kompos. Campuran sampah itu juga mendapat udara yang cukup, sehingga proses dekomposisi mikroorganismenya berjalan lebih cepat.
Mesin komposter umumnya juga dilengkapi dengan pengatur suhu dan kelembaban. Sistem ini membantu perkembangbiakan mikroorganisme pengurai. Bila dibandingkan dengan dekomposisi manual yang bisa memakan waktu bulanan, mesin komposter bisa menghasilkan kompos hanya dalam beberapa pekan.