Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengidentifikasi posisi bibit siklon tropis 99S yang kini bergerak ke barat menuju selatan Jawa (18LS, 105BT). Bibit siklon ini bermula dari Laut Savu, selatan Sumba, dan terpantau berkembang dengan cepat serta agresif pada Ahad, 23 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dari kekuatan angin 35 km/jam, lalu menguat perlahan menjadi 45-55 km/jam, dan kini telah mencapai 75 km/jam,” ujar Erma ketika dihubungi Tempo, Ahad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Erma, bibit siklon tersebut memiliki potensi tinggi untuk berubah menjadi siklon tropis dalam waktu 24 jam, sebagaimana dipantau oleh Joint Typhoon Warning Center (JTWC), sebuah badan pemantau siklon tropis Amerika Serikat.
Dia menjelaskan bahwa pergerakan dan penguatan bibit siklon 99S dapat memicu cuaca ekstrem secara acak di berbagai wilayah, terutama di Sumatera dan Jawa. “Khususnya di Sumatera bagian selatan, Lampung, Jawa bagian tengah dan timur,” tuturnya.
Cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang yang terjadi secara sporadis dapat muncul di berbagai lokasi akibat pembentukan badai konvektif multisel berbentuk klaster (Mesoscale Convective Complex/MCC) maupun garis (squall line).
Berdasarkan pemantauan satelit awan dan radar hujan, baik MCC maupun squall line kini terbentuk secara intensif di Laut Jawa maupun di daratan, khususnya wilayah pegunungan. Konektivitas antara sistem hujan di laut dan darat ini juga dapat memicu cuaca ekstrem, seperti hujan dengan intensitas tinggi atau angin kencang mendadak.
“Bibit siklon yang menguat secara agresif juga dapat memberikan efek jarak jauh atau remote effect, sehingga cuaca ekstrem terjadi pada wilayah yang jauh dari lokasi bibit siklon, seperti di Sumatera dan Kalimantan,” kata dia. Kondisi ini perlu diwaspadai masyarakat dalam dua–tiga hari ke depan hingga bibit siklon menjauh, melemah, atau energinya tereduksi sepenuhnya.