Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Bisnis di Sekujur Konferensi

1 September 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIMBALAH ilmu sampai ke Afrika Selatan. Paling tidak dalam urusan membisniskan konferensi. Negaranya Nelson Mandela itu begitu cerdik menjual perhelatan yang hingga pekan lalu dihadiri sekitar 18 ribu peserta dari 191 negara, dan membuat Indonesia jadi terlihat sangat dermawan saat mengadakan pertemuan pendahuluan di Bali, Mei-Juni lalu. Konferensi itu diadakan di Sandton City, kota kosmopolitan baru di jantung Kota Johannesburg yang lebih mirip Paris, London, atau New York ketimbang berbau Afrika. Untuk sampai ke lokasi konferensi, tiap peserta harus melewati puluhan mal, kafe, restoran, dan pusat jajanan yang mengitarinya. Apa pun tersedia: parfum, baju, arloji, barang elektronik, hingga mobil mewah. Kevin, Manajer Restoran Imperial, yang jadi tempat makan favorit peserta asal Indonesia, mengatakan omzetnya naik sejak konferensi digelar. "Kenaikannya lumayanlah," kata lelaki asal Malaysia yang sudah 11 tahun tinggal di Johannesburg itu. Strategi penjualan sudah lama dirancang. Diskon hotel, misalnya, akan diberikan bila Anda mendaftar jauh-jauh hari. Tak aneh jika deretan hotel mewah macam Hilton, Crown, Michelangelo, atau Holiday Inn, yang berada di pusat kota, sudah penuh 1-2 bulan lalu. Kalau terlambat mencari penginapan, seperti kebanyakan delegasi Indonesia, terpaksa menginap di Rooderport, sekitar 60 menit dari Sandton, atau di kota kecil Nasrec, 45 kilometer dari Sandton, seperti para aktivis lingkungan. Tarifnya? Rp 450 ribu per malam. Jauhnya jarak antarlokasi itu dimanfaatkan oleh pemerintah Kota Johannesburg. Disediakan bus panitia. Silakan naik setelah mengantongi welcome card alias tiket. Harganya 600 rand atau sekitar Rp 600 ribu. Di sini tak ada yang gratis. Bahkan saat mendaftar pun setiap peserta mesti membayar US$ 150. Sementara itu, saat di Bali, mereka tak mengeluarkan uang sesen pun: mau daftar, mau keluar-masuk acara, mau keliling Nusadua dengan bus, semuanya free of charge. Saat malam mulai merambat, giliran taksi yang ambil keuntungan. Dengan tarif 8 rand—sekitar Rp 8.000—per kilometer, seorang peserta yang tinggal di Rooderport perlu 200 ribu perak sekali jalan untuk sampai ke lokasi acara. Satu-satunya yang tak membuat peserta Indonesia mengeluh hanyalah harga makanan dan minuman, yang sebanding dengan Jakarta. Bila Anda mau aman dan tak mau repot, sebuah perusahaan berlabel Johannesburg World Summit Company (JoWSCo) akan mengatur segalanya: akomodasi, tempat pertemuan, penyewaan kendaraan, hingga tur selama konferensi. Pokoknya semua ada, asal cukup uang untuk membayar. Yang paling mencolok adalah hadirnya para sponsor. Dengan biaya US$ 50 juta atau sekitar Rp 450 miliar—konferensi Rio cuma US$ 15 juta—pemerintah setempat mengundang para pengusaha untuk berbagi pembiayaan. Masuklah sponsor macam perusahaan listrik Eskom, Telkom, dan maskapai penerbangan South African Airways, dan De Beers, penghasil intan termasyhur, serta Standard Chartered Bank. Sisanya baru ditanggung negara donor dan PBB. Tapi semua pengeluaran yang gila-gilaan itu sudah diperhitungkan akan segera terbayar dengan keuntungan hingga US$ 100 juta buat Kota Johannesburg dari belanja para peserta dan pariwisata. Konferensi jalan terus, uang pun tak henti mengucur. Dian Basuki (Johannesburg)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus