Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan hanya hembusan angin yang mampu mengurangi ketebalan partikel debu vulkanik yang menyebar di angkasa akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Tim Data dan Analisis Stasiun Klimatologi BMKG Nusa Tenggara Barat, Bastian Andriano mengatakan, hujan lebat yang turun setiap hari tetap tidak bisa mengurangi ketebalan partikel debu vulkanik yang menyebar ke atmosfer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tinggi awan hujan berkisar 450 meter sampai 2.000 meter. Jadi kalau sebaran debu vulkanik di atas itu hanya bisa menunggu pengaruh angin (arah dan kecepatan) supaya langit bisa bersih lagi," kata Bastian di Mataram, Rabu, 13 November 2024 seperti dilansir Antara.
Bastian menuturkan, letusan yang melontarkan abu vulkanik setinggi 9.000 meter pada Selasa, 12 November 2024, telah menyebarkan partikel debu hingga ke Pulau Lombok. Sebaran debu vulkanik itu menyebar pada ketinggian 30.000 kaki atau sekitar 9.114 meter di atas permukaan laut.
Menurut bastian, selain pengaruh angin, intensitas debu vulkanik yang mencemari lapisan atmosfer juga bisa berkurang bila Gunung Lewotobi Laki-laki berhenti meletus.
BMKG Nusa Tenggara Barat terus melakukan pengamatan secara berkala di beberapa titik untuk melihat apakah debu vulkanik telah turun atau belum. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa debu vulkanik belum sampai ke permukaan bumi.
"Masyarakat diharapkan untuk tetap berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan, selalu mengikuti informasi terkini dari sumber terpercaya, serta meninjau ulang rencana perjalanan terutama bila ingin ke wilayah terdampak," ujar Bastian.
Pada 3 November 2024, pukul 23.57 WITA, Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami erupsi besar yang membuat status kebencanaan naik menjadi level IV atau awas. Hingga kini aktivitas erupsi masih berlangsung dan masih berstatus awas.
Debu akibat letusan Gunung Lewotobi ini menyebabkan setidaknya 22 penerbangan internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dibatalkan.