Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menerbitkan peringatan dini mengenai potensi gelombang tinggi di berbagai area perairan domestik, termasuk di jalur kapal penyeberangan. Imbauan yang harus diperhatikan para nelayan dan pelaut ini berlaku pada 29 Desember 2024 hingga hari pertama Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk keterangan resmi yang diterbitkan BMKG pada Ahad siang, 29 Desember 2024, bibit siklon 98S di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu meningkatkan kecepatan angin dan tinggi gelombang. Ketinggian gelombang di Natuna Utara, kemudian Samudra Hindia di selatan Banten-Jawa Timur, serta sebelah selatan Bali, bisa mencapai 2,5-4 meter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran,” begitu bunyi pernyataan resmi BMKG.
Akibat bibit siklon 98S, angin di wilayah Indonesia bagian utara bergerak dari barat laut ke timur laut dengan kecepatan 8-25 knot. Adapun angin di wilayah selatan cenderung berhembus ke barat laut, namun kecepatan maksimumnya mencapai 27 knot. Merujuk informasi BMKG, kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat Bengkulu-Lampung, lalu Samudra Hindia selatan Jawa-Nusa Tenggara Barat, serta di Laut Jawa, Laut Natuna Utara, Selat Makassar, Laut Banda, hingga Samudera Pasifik utara Papua.
Tim BMKG juga menemukan potensi peningkatan gelombang laut hingga 1,25 - 2.5 meter di sejumlah area, termasuk jalur penyeberangan. Gelombang tinggi itu kemungkinan muncul di Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia Barat Aceh-Lampung, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Sumbawa, serta Selat Makassar bagian selatan dan utara. Ada juga potensi serupa di Laut Sulawesi bagian barat, Laut Maluku, Laut Banda, Laut Arafuru, Samudra Hindia selatan Bali – Nusa Tenggara Timur, serta Samudra Pasifik sebelah utara Maluku dan Papua.
Tim BMKG meminta para nelayan mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Nahkoda kapal tongkang juga harus mewaspadai angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Ada juga imbauan bagi pengelola kapal ferry untuk mewaspadai kecepatan angin di atas 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Nahkoda armada ukuran besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar, harus memperhatikan angin di atas 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.