Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menyiapkan 442 unit hunian sementara untuk dua ribu keluarga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Hunian sementara yang berbentuk rumah kopel itu disiapkan bagi masyarakat yang menunggu pembangunan hunian tetap di tempat relokasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala BNPB, Suharyanto, menjamin warga terdampak yang mendiami rumah sementara, maupun yang menumpang di kerabat, bakal tetap mendapatkan hunian tetap. “Artinya masyarakat menyadari kalau tinggal di tempat yang lama (yang terdampak erupsi) itu bahaya. Mungkin tidak sekarang, namun akan berbahaya bagi keturunan anak dan cucu,” katanya melalui keterangan tertulis, Senin 25 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Suharyanto, pemerintah masih mematangkan perencanaan hunian tetap, terutama soal lokasi. Pasalnya, ada berbagai jenis perizinan pada lahan sasaran relokasi, mulai dari kawasan hutan lindung, hibah dari masyarakat, serta tanah adat.
“Tanah adat dalam proses mediasi Ada tanah yang sudah diserahkan pemilik, sehingga harus jelas,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa pemerintah menyediakan dana tunggu hunian bagi warga yang enggan tinggal di hunian sementara. Dana yang diberikan dalam jangka waktu tertentu ini membantu kebutuhan harian masyarakat yang terdampak letusan Gunung Lewotobi. “Kalau mau numpang di rumah keluarga lain, selama numpang dapat Rp 500 Ribu per bulan selama enam bulan atau bisa ditambah lagi,” tutur Suharyanto.
Suharyanto kembali meninjau Kabupaten Flores Timur pada Ahad, 24 November 2024. Rombongan regulator pusat bertemu dengan pemerintah daerah dan segala unsur aparat yang terlibat dalam penanganan erupsi Gunung Lewotobi selama tiga pekan terakhir.
Ada juga peninjauan ke gudang logistik yang menyimpan barang bantuan untuk pengungsi, serta ke lokasi pembangunan hunian sementara dan hunian tetap. Sejauh ini, masyarakat dan pengunjung tetap dilarang beraktivitas di area dalam radius 7 kilometer dari puncak Gunung Lewotobi, termasuk wilayah sektoral 8 kilometer di arah barat daya dan barat laut.
Ikut dalam rombongan, Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno, menyebut hunian sementara akan diselesaikan maksimal dua bulan lagi. Menurut dia, pengerjaan hunian tetap juga harus direncanakan sematang mungkin, lengkap dengan kajian keamanannya.
“Tidak hanya membangun rumah, tapi membangun kehidupan. Oleh karena itu, sisi sosial jadi pertimbangan penting, juga memikirkan sumber ekonomi masyarakat,” tutur dia.
Praktino meminta pengembangan hunian tetap tak menjauhkan warga dari kebun atau lahan tempat bekerja sebelumnya. “Kita menjaga betul agar pindah ini justru meningkatkan kualitas hidup masayarakat,” ucapnya.