Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, mengevakuasi seorang pendaki bernama Deko Avriansah (21 tahun) asal Kabupaten Seluma, Bengkulu, dari area puncak Gunung Dempo pada Jumat, 3 Januari 2025. Evakuasi pendaki yang dinyatakan sudah meninggal itu memakan waktu selama 10 jam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Pagar Alam, Anjas Hariansyah, mengatakan evakuasi rumit karena jalur Gunung Dempo yang curam dan miring sekitar 45-70 derajat. Pencarian korban juga semakin sulit karena tanah berpijak menjadi berlumpur licin selama musim hujan. Belum lagi kabut sedang tebal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami menggunakan sistem estafet untuk menjaga keselamatan dan stamina tim," katanya, tak lama usai evakuasi tersebut.
Menurut Anjas, ada total 46 orang petugas yang dikerahka dalam pencarian, terdiri dari 35 anggota BPBD, 11 relawan, dan 3 tim medis. Mereka ditempatkan di beberapa titik sepanjang jalur pendakian untuk mendukung evakuasi secara estafet.
Skema estafet, kata dia, untuk menjaga stamina tim di tengah kondisi ekstrem Gunung Dempo. "Supaya kondisi fisik tim evakuasi tidak cepat terkuras," tuturnya.
Informasi ihwal Deko datang dari rekan pendakiannya yang meminta bantuan ke Pos Balai Registrasi atau Brigade Gunung Dempo. Deko mendaki Gunung Dempo dalam kondisi sehat pada Selasa, 31 Desember 2024, untuk menghabiskan malam tahun baru. Setelah sampai ke puncak, Deko mengalami gejala hipotermia. Dia dinyatakan meninggal pada Jumat dini hari pukul 01.45 WIB. Jenazah Deko dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Besemah di Pagar Alam.
Jalur Pendakian Sempat Ditutup
Ada tiga opsi jalur pendakian Gunung Dempo yang terdata oleh petugas berwenang setempat. Puncak gunung setinggi 3.173 meter di atas permukaan laut itu bisa diakses melalui Kampung 4, Tugu Rimau dan Jarai. Namun hanya Kampung 4 dan Tugu Rimau yang tercatat sebagai jalur pendakian resmi.
Jalur pendakian di gunung tersebut sempat ditutup karena erupsi pada 23 November 2024. Brigade Gunung Dempo sempat harus mengevakuasi 68 orang pendaki yang berada di area gunung yang sedang meletus.