Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Dan komodo pun mengejar wanita ...

Kehidupan komodo, kadang terjadi kanibalisme jika tidak ada mangsa lain yang dibunuh, indera penciumannya sangat tajam.(ling)

25 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KADAL raksasa tergolong satwa yang amat peka indera penciumannya. Bau anyir darah bahkan sudah tercium oleh Ora, demikian penduduk setempat menyebutnya, dari jarak 3 sampai 4 km jauhnya. Termasuk pemangsa yang cakap, Ora biasanya membiarkan mangsanya membangkai baru kemudian dilahapnya ludes. Kotorannya yang tercecer membuktikan bukan cuma daging mangsanya yang dimakan, tapi juga tulang dan kulit. Mangsanya biasanya kena sabetan pertama dengan ekornya yang bersisik tajam. Hewan malang itu tak dibunuhnya seketika. Mangsa itu akan dimakan Ora setelah mati karena infeksi. Petugas PPA di sana menyebut Ora "pembunuh berdarah dingin". Dalam kehidupannya kadang terjadi kanibalisme. Namun proses itu akan sangat bergantung dari ada atau tidaknya mansa lain yang berhasil dibunuh. Kanibarisme, yang amat jarang terjadi, biasanya dilakukan oleh Ora dewasa pada Ora muda. Ora muda menetas biasanya pada bulan April dari telur yang diletakkan 8 atau 9 bulan sebelumnya. Pada taraf selanjutnya ia memanjat pohon mencari makanan seperti cecak, insekta dan burung. Ora dewasa diketahui tak mahir memanjat pohon, karena tubuhnya yang terlalu besar: beratnya ada yang mencapai 100 kg dengan panjang 3 sampai 4 meter. Selalu membuat lubang di bawah akar pohon kesambi, asam atau pohon lain yang berakar melilit di dasar tebing untuk bersarang, biawak Komodo juga menyukai semak-semak dataran rendah untuk berlindung--tak terlalu jauh dari ujung padang savana tempat binatang im mencari makan. Berdasarkan perkiraan, Ora yang dilindungi di kawasan taman jumlahnya. tinggal sangat sedikit. Populasinya kini kira-kira 5.000 ekor. Kelanjutan perkembangannya amat bergantung pada tak terganggunya atau berkurangnya mangsa satwa tersebut, yang spesiesnya memang tak banyak -- terutama rusa. Sebab, berkurangnya mangsa Ora akan memungkinkan binatang itu melakukan kanibalisme yang akan menyebabkan menurunnya populasi satwa langka itu. "Ora memang sangat sensitif pada pengurangan mangsanya," kata Nur Abady Abbas, "baik oleh manusia maupun oleh anjing yang bukan merupakan satwa asli di sana." Itulah sebabnya ancaman manusia dan anjing pemburu rusa yang mereka tinggalkan dianggap sebagai masalah serius. Ora memiliki mata yang bila menatap tajam amat mengagumkan, seperti punya wibawa tersendiri. Tapi indera penciumannya yang tajam lebih punya efek -- yang kadang lucu. Sepasang suami istri dari Jerman, Maret 1981 minta diantar ke Banunggulung melihat Ora. Sebelum berangkat, Sam Ataupah, yang bertugas mengantar mereka menanyakan apakah nyonya Eropa itu tidak dalam keadaan menstruasi--karena ada peraturan wanita yang mens dilarang mendekati satwa tersebut. Wanita itu menjawab: "tidak." Tapi dalam perjalanan pulang menyusuri kali kering, Sam dikagetkan oleh teriakan wanita tadi yang setelah dilihat sudah menggelantung di atas pohon. Kontan Sam, yang sedang menemani sang suami - memotret anggrek, yang banyak terdapat di Pulau Komodo, lari mendekat."Eh, ternyata ada Ora menunggu di bawah pohon," kata Sam menceritakan pengalamannya. "Wanita ini," kata Sarn kemudian, "tentu telah membohongi saya." Bau darah, meski dibalut dengan lapisan pembalut setebal apa pun, tetap akan tercium oleh Ora. Itulah sebabnya banyak petugas jika hendak mengantar wanita pergi melihat Ora ke Banunggulung, dua kilometer dari Loh Liang, kadang bersitegang dulu dengan tamu demi meyakinkan dirinya bahwa tamu wanitanya tak berbohong. "Karena begitu antusiasnya mereka untuk ikut, untuk meyakinkan petugas bahkan ada tamu wanita yang pernah membuka celana panjangnya di depan petugas," tutur Sam sambil terkekeh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus