RUMANIA mengukir sejarah baru di gelanggang sepak bola. Lewat klub Steaua Bucharest, Rabu pekan lalu, Rumania tampil sebagai negeri Eropa Timur pertama yang mampu merebut Piala Champions, lambang supremasi kejuaraan sepak bola antarklub se-Eropa. Hasil gemilang itu dibuat Steaua di Spanyol, ketika pada pertandingan final menggulingkan saingannya, kesebelasan tuan rumah Barcelona, 2-0, lewat adu penalti. Disaksikan sekitar 70.000 penonton yang memadati Stadion Sanchez Pizjuan, Seville yang sejak awal jadi pendukung utama Barcelona, tim tuan rumah terpaksa menerima kenyataan pahit itu. Sekalipun diperkuat oleh pemain terkenal asal Jerman Barat, Bernd Schuster, Barcelona tak berdaya memaksa lawan, kecuali bermain seri 0-0, termasuk pada pertandingan perpanjangan waktu 2 x 15 menit. Pertandingan yang disaksikan juga oleh Kepala Negara Spanyol, Raja Juan Carlos dan Ratu Sofia, itu memang berlangsung ketat. Sama-sama ngotot mau menang. Apalagi buat Barcelona, misalnya, inilah kesempatan berharga kedua selama seperempat abad - di final, 25 tahun lalu, mereka digagalkan oleh Benfica, klub asal Portugal, dengan angka 3-4. Tak heran kalau, sebelum pertandingan dilakukan, Barcelona merasa perlu mengumumkan: setiap pemain akan menerima bonus US$ 6.700, jika mereka berhasil memenangkan pertandingan. Bagi Steaua, pertarungan ini juga tak kalah penting. Merekalah tim kedua dari Rumania yang berhasil masuk final kejuaraan antarklub Divisi Satu se-Eropa, sejak kejuaraan dimulai pada 1956 lalu. Klub Rumania lain yang pernah jadi finalis adalah Partizan Belgrade, yang dikalahkan Real Madrid - klub Spanyol yang menjuarai Piala Champions lima kali - dengan angka 1-2 di Brussels, pada 1966. Itulah maka final ke-31 Piala Champions berjalan dalam tempo tinggi, dan panas. Di babak pertama saja, Wasit Vautrot dari Prancis mengeluarkan empat kartu kuning, masing-masing untuk tiga pemain tuan rumah, Jose Carrasco, Julio Alberto, dan Javier Urruti (kiper), serta seorang penyerang Steaua, Ladislau Boloni. Dan bintang pertandingan petang itu adalah kiper Steaua Helmut Ducadam, 26, yang berhasil menyelamatkan gawangnya empat dari lima kali tendangan penalti pemain-pemain Barcelona. Sementara itu, gol penentuan bagi Steaua dijaringkan oleh Gavril Balint dan Marius Lacatus. Maka, pemain-pemain Steaua berjingkrak-jingkrak kegirangan setelah Marcos, penembak keempat dari Barcelona, gagal menjaringkan bola. Kegembiraan itu terutama mereka curahkan pada Ducadam. "Saya memang sudah lama ingin menjadi bintang seperti di final kali ini," kata Ducadam berseri-seri. Kubu Steaua memang pantas bersuka ria dengan kemenangan itu. Sejak didirikan 39 tahun lalu, baru sekarang klub yang dibiayai Kementerian Pertahanan Keamanan Rumania itu bisa mencapai prestasi puncak. Kendati demikian, tak ada bonus yang bakal diperoleh pemain sepak bola dari negeri komunis itu. "Kami tunduk sepenuhnya pada ketentuan olah raga amatir. Tak ada bonus uang yang bakal diberikan kepada pemain," kata salah seorang pimpinan Steaua, setelah kesebelasan asuhannya tampil sebagai juara. Nama pertama klub sepak bola angkatan darat ini ialah CCA (Casa Central Armell) Bucharest. Tapi, pada 1961 diganti dengan Steaua - yang artinya bintang. Bermarkas di Ghencea, sebuah kawasan pinggir di Bucharest, ibu kota Rumania, klub ini sudah sepuluh kali menjuarai kompetisi Divisi Satu, termasuk kemenangan tahun lalu, yang menempatkan mereka sebagai wakil Rumania ke Piala Champions. Seperti klub sepak bola militer lainnya, Steaua juga menempatkan semua pemain dalam asrama. Departemen Hankam Rumania menyediakan kompleks olah raga yang luas, lengkap dengan stadion berkapasitas 30.000 penonton, buat anggota klub Steaua. Di sinilah para pemain, yang semuanya tercatat dalam dinas angkatan darat, menekuni latihan sambil terus studi. Ternyata, hasilnya lumayan. Steaua, menjadi salah satu klub terkuat di antara 23 klub di negeri itu, tercatat sudah memenangkan 14 kali Piala Rumania, mahkota kejuaraan antarklub setempat Dalam turnamen Piala Champions kali ini Steaua sama sekali tak diunggulkan. Apalagi pertandingan harus dilakukan di kandang lawan. Itulah sebabnya, klub Steaua, yang dikenal suka menerapkan permainan bertahan, diramalkan hanya akan tampil di lapangan untuk menahan bobolnya gawang dari sergapan pemain Barcelona. Dugaan itu ternyata meleset. Manajer Emmerich Jenei, yang dua kali sukses menjadikan Steaua juara Rumania, menyatakan tentara ini tak mutlak bisa disebut klub yang cuma kuat bertahan saja. Terbukti dari jumlah gol yang dapat mereka buat: 13 gol - hasil dari delapan kali pertandingan home and away lawan empat kesebelasan Eropa lainnya. Marah Sakti
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini