Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa guna seekor kuntul selain mendatangkan turis? Seperti makhluk hidup lain, burung kuntul berperan penting dalam menjaga keseimbangan rantai makanan. ”Burung kuntul kerbau dilindungi karena berjasa menjadi pemangsa berbagai serangga yang kerap merusak sawah dan hasil pertanian,” kata Yus Rusila Noor, spesialis keanekaragaman hayati dari Wetlands International—sebuah organisasi nirlaba yang mengurusi konservasi lingkungan.
Di Ketingan, dua jenis burung yang paling banyak adalah kuntul kerbau (Bubulcus ibis) dan blekok sawah. Tinggi burung kuntul, dari kaki hingga paruh, sekitar 50 sentimeter. Kepala, pipi, dan dada burung itu berwarna oranye. Itu ciri kuntul kerbau yang tengah berbiak. Namun, jika tidak berbiak, kata Yus, tubuh kuntul kerbau seluruhnya berwarna putih.
Sedangkan blekok sawah yang termasuk spesies Ardeola speciosa terlihat dari bulu lehernya yang berwarna hitam dan cokelat. Hal itu dibenarkan oleh Dr Noerdjito, peneliti ekologi burung pada Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi di Cibinong Science Center, Jawa Barat.
Kuntul dan blekok termasuk satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. ”Semua kuntul dilindungi undang-undang,” kata Dr Noerdjito, peneliti ekologi burung pada Pusat Penelitian Biologi di Cibinong Science Center Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor.
Menurut Noerdjito, konservasi di Ketingan itu mirip yang dilakukan di sebuah desa di Cina Selatan. Di sana burung kuntul menetap pada sebuah pohon trembesi berusia ratusan tahun yang tingginya hampir 25 meter.
YA, HCN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo