Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tanaman kenaf adalah tanaman semusim yang menghasilkan serat alam dan berbentuk tumbuhan semak. Tanaman dengan nama latin hibiscus cannabinus ini memiliki tinggi yang mencapai 3 meter. Penampakan tanaman kenaf memiliki batang dan daun berwarna hijau. Pada bagian batang, kenaf memiliki duri yang cukup tajam, pipih, silindris, dan tidak bercabang. Tanaman ini juga memiliki sederet fakta unik dan beragam manfaat dari setiap bagiannya. Berikut adalah fakta unik dan manfaat dari tanaman kenaf, yaitu:
1. Memiliki daun yang berbentuk seperti ganja
Berdasarkan pertanian.go.id, daun tanaman kenaf berbentuk mirip daun ganja memiliki letak yang berselang-seling dan terletak pada cabang serta batang utama. Daun kenaf terdiri atas tiga bentuk daun, yaitu tidak bertoreh, semi menjari, dan menjari penuh. Selain itu, bagian pinggir daun ada yang memiliki bergerigi dan tidak bergerigi. Sementara itu, permukaan daun ada yang berduri, berbulu, berduri dan berbulu, serta tidak berduri dan tidak berbulu. Adapun, panjang tangkai daun sekitar 3-18 centimeter dan tidak beruas dengan tepi yang umumnya bergerigi. Atas dasar morfologi daun ini, tanaman kenaf kerap disamakan bentuknya dengan daun ganja.
2. Dapat dibudidayakan di lahan sub optimal
Mengacu setjen.pertanian.go.id, tanaman ini merupakan tanaman unik yang masuk dalam famili Malvaceae, kerabat dekat dari tanaman-tanaman penghasil tekstil dan minyak, seperti kapas, kembang sepatu, okra, rosela, serta tembakau. Kenaf menjadi salah satu tanaman yang dapat dikembangkan di lahan-lahan sub optimal. Adapun, kelompok lahan sub optimal dibagi menjadi empat, yaitu lahan kering masam, lahan kering iklim kering, lahan rawa pasang surut, lahan rawa lebak, dan lahan gambut. Menurut Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan terus berupaya untuk mengembangkan tanaman kenaf di lahan sub optimal ini.
3. Sudah dibudidayakan sejak lama karena mudah beradaptasi
Kenaf sudah lama dibudidayakan di Indonesia sejak 1980-an. Lahan tanaman ini tersebar di daerah Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. Tanaman ini bertahan dari puluhan tahun lalu karena memiliki keunggulan, yaitu bisa bertahan pada kondisi musim kering, genangan air, dan tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Akibatnya, tanaman kenaf baik untuk dibudidayakan sebagai hijauan di daerah yang memiliki iklim kurang baik. Namun, sekarang, tanaman kenaf sudah mulai mengalami penurunan dalam pembudidayaannya.
4. Memiliki potensi menjadi bahan pakan ternak
Tanaman kenaf memiliki potensi yang masih belum banyak diketahui para peternak, yaitu menjadi bahan pakan alternatif atau hijauan pakan ternak alternatif. Potensi ini berdasarkan dari kandungan nutrisi tanaman tersebut. Berdasarkan hasil uji proksimat dari laman disnakkeswan.jatengprov.go.id menunjukkan bahwa kandungan protein kasar 23,43 persen dengan serat kasar 18,57 persen. Salah satu potensi dari tanaman tersebut ditangkap sebagai peluang oleh salah satu produsen pakan ternak di Kabupaten Klaten. Saat ini, produsen pakan tersebut masih terus mencoba mengembangkan lebih lanjut pakan ternak dengan memanfaatkan tanaman kenaf.
5. Memiliki beragam manfaat
Setiap bagian dari tanaman kenaf bisa dimanfaatkan, mulai dari kayu, serat, daun, sampai biji. Biasanya, kayu kenaf dimanfaatkan sebagai bahan baku industri particle board untuk berbagai keperluan rumah tangga, seperti furniture, pintu, jendela, kusen, dan pelapis dinding rumah. Sementara itu, serat kenaf dapat dimanfaatkan untuk bahan baku industri kertas, tekstil, karpet, dan kerajinan tangan. Di sisi lain, daun kenaf mengandung protein sebesar 24 persen sehingga bisa dimanfaatkan menjadi pakan hewan ternak dan bijinya dapat dijadikan bahan pembuatan minyak goreng karena kaya akan asam lemak tidak jenuh.
Pilihan Editor: KVG Kembangkan Budidaya Kenaf di Aceh
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini