Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Earth Hour adalah salah satu gerakan akar rumput terbesar untuk lingkungan yang telah diikuti lebih dari 190 negara dan wilayah serta miliaran orang di dunia. Gerakan ini akan kembali menyatukan jutaan orang di seluruh dunia untuk menunjukkan solidaritas bagi manusia dan Bumi pada Sabtu, 26 Maret 2022, Pukul 20.30-21.30 waktu setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Marco Lambertini, Direktur Jenderal WWF International, mengatakan Earth Hour 2022 menyerukan kepada dunia bersatu untuk menyepakati Perjanjian Paris untuk pelestarian alam, menekan dampak bencana dari perubahan iklim global. Selain itu, memberikan kesempatan sekali untuk satu dekade ke depan bagi para pemimpin untuk menyepakati rencana dalam mengembalikan hilangnya keanekaragaman hayati pada 2030.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lambertini mengajak membangun masa depan yang selaras dengan alam, yang untuk itu dibutuhkan adanya kedamaian di antara manusia. “Itulah sebabnya Earth Hour tahun ini juga merupakan momen solidaritas bagi seluruh pihak yang terdampak akibat perang dan konflik di seluruh dunia,” katanya.
Aditya Bayunanda, Act. CEO Yayasan WWF Indonesia, mengajak para pemuda sebagai penggerak perlindungan alam di Tanah Air. Dia memperingatkan keadaan Bumi saat ini yang tengah terancam kelestariannya. Penurunan keragaman hayati dunia dan krisis iklim terjadi akibat aktivitas manusia. "Dampaknya sudah sangat dirasakan saat ini, seperti cuaca ekstrem, banjir bandang, bahkan pandemi Covid-19," kata dia.
Berawal dari Opera House Sydney pada 2007, beberapa ikon nasional seperti Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Islamic Centre di Mataram, Monumen Jayandaru Sidoarjo akan mengambil bagian dalam momen mematikan lampu secara simbolis pada tahun ini. Pesan yang akan disampaikan adalah harapan tentang masa depan yang lebih aman, adil, dan berkelanjutan bagi semua orang.
Di Indonesia, sejak diinisiasi 2009 sampai dengan 2021, gerakan Earth Hour telah didukung oleh pemerintah daerah di 200 kota. Kegiatan ini digerakkan oleh 1.068 volunter aktif yang tersebar di 30 kota, serta didukung oleh dua juta pendukung melalui aktivasi digital.
Sejak 2014 sampai dengan 2021, Komunitas Earth Hour terlibat aktif dalam menginisiasi program konservasi dan telah melakukan transplantasi terumbu karang di 5 titik lokasi di Bali. Pembibitan serta penanaman mangrove di 6 wilayah yaitu: Bali, Surabaya, Balikpapan, Aceh, Tangerang, dan Serang.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.