Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jagat maya dihebohkan dengan video yang berisi dua orang warga sedang membawa paus kepala melon (Peponocephala electra) menggunakan sepeda motor. Oleh masyarakat luas hewan tersebut sempat dikira lumba-lumba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Video tersebut berhasil diidentifikasi dan lokasinya berada di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hewan tersebut sudah mati setelah sempat terdampar di pantai. Diduga warga membawa hewan itu untuk dikonsumsi.
Paus kepala melon termasuk salah satu biota laut yang dilindungi penuh oleh negara dan bagi yang menangkap atau menyalahgunakannya bisa dikenakan sanksi pidana sesuai aturan yang berlaku.
Lalu, apa saja fakta menarik dari paus ini? Berikut ini adalah fakta menarik tentang paus berkepala melon dikutip dari fisheries.noaa.gov dan whalefacts.org, Senin, 13 September 2021.
Ukuran
Paus ini memiliki ukuran panjang 9 feet atau sekitar 3 meter dan berat 460 pounds atau sekitar 209 kilogram.
Tampilan
Paus berkepala melon memiliki kepala yang kecil dengan melon bulat dan paruh yang tak terlihat. Sirip paus ini relatif besar dan runcing. Selain itu, warna tubuh paus ini gelap.
Habitat
Paus ini tersebar luas di seluruh perairan tropis maupun subtropis dalam di seluruh dunia, tetapi paus ini jarang sekali ditemukan di laut. Biasanya paus ini ditemuka di dekat pantai hanya di sekitar pulau-pulau samudra, seperi Filipina dan Hawaii.
Umur
Paus kepala melon bisa bertahan hidup hingga 45 tahun dan bagi paus berkepala melon betina biasanya akan melahirkan setiap tiga atau empat tahun sekali.
Makanan
Paus ini mengonsumsi beberapa jneis ikan dan cumi-cumi. Selain itu, terkadang paus ini juga mengonsumsi berbagai krustasea.
Struktur sosial dan komunikasi
Paus kepala melon biasanya berpergian dalam kelompok besar yang terdiri dari 100 hingga 1000. Selain itu, untuk berkomunikasi paus ini menggunakan peluit dan klik bernada tinggi.
EIBEN HEIZIER
Baca juga: