BILA hendak menyelamatkan gajah dari kepunahannya, perburuan gelap harus dihentikan," kata Presiden Kenya Daniel Arap Moi di depan ratusan tamu, termasuk diplomat. Menurut Reuters, Pemerintah Kenya telah menyita gading yang berasal dari 17 ribu gajah lebih - dari 65 ribu populasi gajah - selama 10 tahun terakhir ini. Bertempat di Taman Nasional Nairobi dan dipimpin Moi sendiri, 18 Juli silam 12 ton gading itu dibakar. Padahal, kalau dijual, gading-gading itu bernilai 3 juta dolar AS, atau sekitar Rp 5,5 milyar. "Saya mengimbau masyarakat dunia bergabung bersama kami untuk mengakhiri perdagangan gading gajah," katanya di depan kamera televisi. Karena itu, bekas pejabat Perlindungan Gajah Internasional, Douglas Hamilton, memuji langkah Pemerintah Kenya yang main bakar itu. Setidaknya untuk menarik perhatian masyarakat luas, sehingga warga hutan tersebut tidak segera punah. "Cukup kuat dan jelas buat semua orang di seluruh dunia, bahwa inilah waktunya kita menghentikan penjagalan spesies binatang besar itu," katanya. Tindakan tersebut memang belum tuntas. Dalam tahap berikutnya, sekitar 270 cula badak sitaan juga bakal dibakar. Sebab, badak bercula satu juga diburu-buru, untuk diperdagangkan, karena berkhasiat untuk obat-obatan. Padahal, binatang ini termasuk yang dilindungi. Lebih dari 10 negara Masyarakat Ekonomi Eropa, juga Amerika Serikat, mendukung gerakan Moi. Ini sebagai peringatan keras bagi pemburu gading. Moi juga bertekad memberangus pembantaian gajah di negaranya, dan melindungi eksistensi binatang itu, yang dari tahun ke tahun makin menyusut jumlahnya. Benua Afrika dikenal banyak menyimpan gajah. Namun, hewan ini juga dianggap hama. Selama setahun, 270 gajah pernah meludeskan 560 ribu pepohonan. Dan hutan-hutan rusak. Karena itu menurut seorangi ekologi di Afrika diprogramkan menembak 75 ribu gajah setiap tahun. Suara ini menggiurkan banyak bisnisman memperdaya gajah yang ada di sana. Terjadilah perburuan gading besar-besaran. Sejak 1983 penjualan gading sampai 900 ton, yang berasal dari 81.300 gajah. Malah kulit gajah tidak kalah mahalnya dibanding gadingnya.-Kulit yang tingginya mencapai 4 meter itu laku 1.600 dolar AS - dibuat untuk tas, dompet, dan sepatu koboi. Sedang dagingnya ada yang diolah menjadi dendeng. Belakangan perburuan itu semau-maunya, sehingga muncul pemburu gelap. Mereka melego hasil buruan, terutama gadingnya, kepada penadah yang berantai dalam ekspor gelap. Kemudian, seperti gadingnya, tak ada perdagangan gelap yang tak retak. Tanzania, tetangga Kenya, mendesak supaya diadakan konvensi perdagangan internasional. Setelah muncul perdagangan gelap itu, spesies gajah semakin krisis. Kini populasinya diperkirakan tinggal 700 ribu - padahal 10 tahun silam masih 1,5 juta. Bila perburuan gelap itu berlanjut terus, maka gajah di Afrika punah - bukan cuma di Kenya dan Tanzania. Itu tak diinginkan. "Kami berani bicara, kendati sumber ekonomi kami kurang," kata Costa Mlay. Direktur Suaka Alam Tanzania itu memang sangat kewalahan melawan para pemburu gajah di negaranya. Tanzania juga berbuat banyak, kendati bukan seeksklusif Moi yang membakar gading sitaan itu. Tanzania bakal menghukum pemburu gelap, yang terbukti, minimum 15 tahun penjara. Negara ini mengerahkan tentara untuk menghentikan tindakan pemburu gajah dan badak bercula satu. "Operasi ini berjalan mulus, dan ratusan pemburu gelap ditangkap," kata Kolonel Gandhurst. Setidaknya ada 800 orang yang dicurigai sebagai pemburu gelap di Tanzania. Tapi sebegitu jauh belum jelas siapa otak pemburu gelap itu. Beberapa tentara malah bersikap skeptis. "Siapa, sih, mereka itu. Apakah hanya penduduk desa kumuh, bangsa Somalia, atau mereka yang disebut-sebut sebagai big boss, atau orang dari luar negeri?" tanya petugas, yang dilengkapi dengan senapan mesin buatan Israel itu. Kendati demikian, upaya mengakhiri perburuan gelap berjalan terus. Malah kini tersedia hadiah sekitar 350 dolar AS untuk sebuah informasi tentang senjata para pemburu gelap. Tanzania tak bertindak terlalu keras seperti Kenya, yang memberlakukan hukum tembak di tempat bagi pemburu gading gajah. Pemerintah Tanzania bertindak persuasif. Misalnya meningkatkan kesadaran berwawasan lingkungan pada masyarakatnya. Di samping itu, juga berupaya menciptakan lapangan kerja yang memadai untuk mengendurkan nafsu memburu gading. Dan setelah Pemerintah Kenya mendemonstrasikan pembakaran gading sitaan itu, kini semangat Pemerintah Tanzania membasmi pemburu gelap makin meninggi. Sebaliknya, semangat yang dikobarkan Kenya itu ditentang oleh negara-negara Afrika bagian selatan. Mereka berdalih mampu mengontrol pemburu gelap. Padahal, negara-negara Afrika bagian selatan itu membutuhkan devisa dari penjualan gading gajah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini