Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Anak Krakatau kembali meletus hari ini, Kamis 21 April 2022. Lewat akun di media sosial, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengabarkan letusan terjadi pada pukul 06:23 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 800 meter di atas puncak (sekitar 957 meter di atas permukaan laut).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 75 detik," bunyi keterangan yang diberikan PVMBG mengutip dari magma.esdm.go.id. Rekomendasi yang disertakan adalah masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rekomendasi dengan letusan yang sama diberikan terakhir kali pada awal Februari dan pekan terakhir Maret lalu. Pada Februari teramati sembilan kali letusan Gunung Anak Krakatau dengan tinggi kolom abu berkisar 800-1000 meter di atas puncak dan warna kolom kelabu-hitam tebal.
Disampaikan pula, berdasarkan pemantauan deformasi tiltmeter, terindikasi adanya perubahan tekanan di permukaan yang berasosiasi dengan pergerakan fluida magma ke permukaan, dan bahwa Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi.
Sedangkan pada bulan lalu, tinggi kolom erupsi sampai 1.000 meter dari puncak. Rekomendasi yang diberikan sama, hindari beraktivitas di radius 2 kilometer dari kawah aktif Gunung Anak Krakatau,
Secara historis, potensi bahaya longsoran tubuh Gunung Anak Krakatau merupakan ancaman bahaya permanen yang perlu selalu diwaspadai dan diantisipasi. Ini utamanya oleh instansi yang berwenang dalam peringatan dini bahaya ikutan gunung api seperti tsunami.
Tapi, sayangnya, longsoran tubuh gunung api tidak dapat diprediksi waktu kejadian dan volumenya, serta tidak bergantung pada kondisi gunung api ini sedang mengalami erupsi maupun tidak. Longsoran tubuh gunung api dapat terjadi dengan atau tanpa diawali peningkatan aktivitas gunung api.
Itu sebabnya masyarakat diminta agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui PVMBG.
Baca juga:
Kuartal 1 2022, Sektor Pemerintah Indonesia Jawara Data Bocor
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.