Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat adanya aktivitas yang intens dalam sepekan terakhir pada Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Aktivitas tersebut terpantau dalam pengamatan sistem Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) MAGMA Indonesia. “Erupsi terakhir terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi maksimum 124 detik,” tulis MAGMA Indonesia dalam laporannya pada Sabtu, 2 Maret 2024.
Letusan terakhir di Gunung Semeru itu terlacak terjadi pada pukul 19.13 WIB pada Jumat, 1 Maret 2024. Pengamat Ghufron Alwi melaporkan bahwa awan abu tidak teramati. Dua hari sebelumnya, dia pun sempat mendapati adanya erupsi yang disertai awan abu vulkanik sekitar pukul 01.31 WIB pada Kamis, 29 Februari 2024.
“Perkiraan letusan abu mencapai ketinggian 4.276 meter di atas permukaan laut atau 600 meter di atas puncak,” tulis Ghufron dalam laporannya. Pemerintah menyebut, bahkan ketinggian erupsi bisa lebih tinggi ketimbang yang mereka lihat. Embusan angin saat itu, dikabarkan bergerak ke arah timur disertai vulkanik tebal berwarna putih atau abu-abu.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM sejak pertengahan Februari lalu telah memperingatkan bahaya aktivitas erupsi di Gunung Semeru. Terlebih saat itu muncul embusan wedhus gembel yang mencapai 1.500 meter dari puncak Mahameru. Insiden terparah terjadi pada 4 Desember 2021, erupsi mengakibatkan sedikitnya 34 orang meninggal akibat terkena debu panas.
Kementerian ESDM menjelaskan, dalam sepekan ini aktivitas erupsi Semeru juga tak pernah berhenti. Meski tak sebesar tahun-tahun sebelumnya, namun tedapat intensitas embusan abu vulkanik yang terpantau setiap hari sejak 26 Februari 2024. Bahkan letusan dapat terjadi beberapa kali dalam satu hari.
Belakangan, Badan Geologi Kementerian ESDM menerbitkan peringatan dini Siaga III terhadap status Gunung Semeru. Peringatan tersebut diterbitkan melalui situs resmi MAGMA Indonesia. “Rekomendasi; tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” tulis Kementerian ESDM dalam laporan resminya Sabtu, 2 Maret 2024.
Laporan tersebut dibuat oleh Liswanto yang melakukan pengamatan pada Sabtu dinihari dalam rentang pukul 00.00 hingga 06.00 WIB. Kementerian tersebut mengamati terjadinya 25 gempa letusan dengan besaran amplitudo 14-22 milimeter dengan durasi gempa 75-135 detik. Sehingga pemerintah merekomendasikan masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun, terutama yang berada di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak erupsi.
Masyarakat juga diimbau agar tidak beraktivtias pada jarak 500 meteri dari sempadan sungai di Besuk Kobokan. Peringatan ini muncul karena ada potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak. Masyarakat turut diminta waspada datangnya potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang terpaut dengan hulu puncak Gunung Semeru. Di antaranya di sungai Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, serta Besuk Sat.
Sebagai gambaran, Kementerian ESDM membagi level peringatan ke dalam empat bagian. Di antaranya Level I berarti normal, Level II yakni waspada, Level III berupa siaga, dan Level IV yang mencapai awas. Pada Level III, gunung berapi mengalami peningkatan aktivtias yang terlihat jelas secara visual. Kondisi biasanya disertai suara letusan dan kemungkinan terjadinya erupsi besar berpotensi terjadi. Ancaman bahaya juga bisa meluas tergantung situasi.
Selain itu, ESDM juga membuat klasifikasi peringatan dini menggunakan kode warna sistem VONA. Di antaranya kode hijau berarti gunung dalam keadaan normal; kode kuning berati gunung mengalami peningkatan erupsi; kode oranye yakni gunung mengalami erupsi di bawah 6.000 meter di atas permukaan laut; dan level merah untuk letusan di atas 6.000 meter di atas permukaan laut. Adapun status Gunung Semeru saat ini berwarna oranya.
AVIT HIDAYAT
Baca Juga: Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini