Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

24 April 2024 | 18.59 WIB

Konflik agraria yang terjadi di Kendeng bermula pada Juni 2014 yang disebabkan PT Semen Indonesia hendak melakukan pembangunan dan pengoperasian pabrik semen di Kabupaten Rembang. Konflik Kendeng bermula ketika PT Semen Indonesia mendapatkan izin penambangan kapur di Pegunungan Kendeng. Warga sekitar menolak dan menduduki rencana lokasi tapak pabrik. dok. TEMPO
Perbesar
Konflik agraria yang terjadi di Kendeng bermula pada Juni 2014 yang disebabkan PT Semen Indonesia hendak melakukan pembangunan dan pengoperasian pabrik semen di Kabupaten Rembang. Konflik Kendeng bermula ketika PT Semen Indonesia mendapatkan izin penambangan kapur di Pegunungan Kendeng. Warga sekitar menolak dan menduduki rencana lokasi tapak pabrik. dok. TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Pati - Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) mengangkat isu kerusakan kawasan Karst di Pegunungan Kendeng, bagian utara Pulau Jawa, pada Hari Kartini dan Hari Bumi. Anggota JMPPK memperingati momentum yang jatuh pada 21-22 April di Langgar Yu Patmi, Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Mereka menilai Kendeng seharusnya menjadi tempat penyimpanan air ketika hujan. Wilayah pegunungan tersebut memiliki Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih dan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sukolilo yang bisa menekan laju air. Kenyataannya, area itu justru dijejali pertambangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Berdampak terhadap rusaknya kawasan karst yang seharusnya sudah dibaca prediksinya melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Pegunungan Kendeng," kata perwakilan JMPPK, Gunretno, melalui keterangan tertulis, Rabu, 24 April 2024.

Pada awal 2024, banjir sempat melanda beberapa area di sekitar Pegunungan Kendeng. Wilayah yang diterjang banjir, antara lain Kabupaten Grobogan, Kudus, dan Pati. Bahala itu juga melumpuhkan jalur pantai udara atau Pantura Demak-Kudus. Dampaknya juga menyebar ke pemukiman warga dan lahan pertanian.

Peringatan Hari Bumi dan Hari Kartini JMPPK diisi dengan berdoa bersama. Mereka mendoakan para anggota JMPPK yang telah meninggal, salah satunya Patmi. Wanita yang disebut sebagai Kartini Kendeng itu aktif menolak industri semen.

"Doa bersama juga dimaksudkan sebagai wujud refleksi dan permohonan maaf atas tingkah perilaku manusia yang selama merusak ibu bumi," kata Gunretno.

Para anggota JMPPK menilai Pegunungan Kendeng memasuki masa kritis. "Akibat operasi produksi pabrik semen dan aktivitas pertambangan, baik dari kegiatan berizin maupun tidak,” kata dia.

Yohanes Paskalis

Yohanes Paskalis

Mulai ditempa di Tempo sebagai calon reporter sejak Agustus 2015. Berpengalaman menulis isu ekonomi, nasional, dan metropolitan di Tempo.co, sebelum bertugas di desk Ekonomi dan Bisnis Koran Tempo sejak Desember 2017. Selain artikel reguler, turut mengisi rubrik cerita bisnis rintisan atau startup yang terbit pada edisi akhir pekan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus