Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan dan longsor yang melanda tiga kabupaten/kota di Sumatra Barat (Sumbar) yaitu Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padangpanjang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dwikorita, berdasarkan analisa BMKG per tanggal 6 Mei 2024 telah terdeteksi adanya pola sirkulasi siklonik di sebelah barat Aceh yang berpotensi memicu pertumbuhan awan hujan secara intensif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Merespons hal tersebut, BMKG di hari yang sama langsung menerbitkan peringatan dini potensi hujan lebat hingga sangat lebat yang dapat berujung bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan dan longsor di Sumatra Barat," ungkap Dwikorita melalui keterangan tertulis, Senin, 13 Mei 2024.
Informasi dalam bentuk peringatan dini tersebut, kata dia, sangat penting untuk ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait yang berwenang melakukan upaya mitigasi lanjut untuk mengurangi risiko bencana di Sumatra Barat, khususnya di daerah rawan bencana, seperti di bantaran sungai, pegunungan dan perbukitan selama periode 9-12 Mei 2024.
Sementara terkait lahar gunung, Dwikorita menjelaskan, material lahar tersebut berasal dari material erupsi Gunung Marapi beberapa waktu lalu yang masih mengendap di lereng bagian atas gunung, kemudian hanyut terbawa air hujan ke arah hilir, hingga menerjang tiga kabupaten yang berada di sekitarnya.
Sebagaimana diketahui, banjir bandang yang melanda sejumlah kabupaten di Sumatra Barat pada Sabtu malam, 11 Mei 2024, menewaskan 41 orang. BPBD Sumbar mengungkap 41 orang warga yang menjadi korban meninggal dunia, meliputi 19 orang di Kabupaten Agam, 15 orang di Kabupaten Tanah Datar dan tujuh orang di Kota Padang Panjang.
Rekomendasikan TMC
Dwikorita mengingatkan kepada masyarakat bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi bakal terjadi hingga 22 Mei 2024 atau selama sepekan ke depan. Berdasarkan analisa BMKG, lanjutnya, hingga tanggal 13 Mei 2024 berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Sedangkan, pada tanggal 14 Mei diperkirakan ada penurunan intensitas hujan menjadi ringan, lalu pada tanggal 15-17 Mei 2024 diprediksi akan terjadi peningkatan curah hujan lagi hingga 22 Mei 2024.
"Artinya kewaspadaan terhadap terjadinya banjir lahar hujan, juga galodo atau banjir bandang serta longsor ini masih akan berlanjut paling tidak hingga tanggal 17-22 Mei atau sepekan ke depan. Maka, masyarakat dihimbau untuk menghindar atau menjauhi lereng-lereng bukit atau gunung yang rawan longsor," ujarnya.
Selain itu, tambah dia, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk terus memonitor informasi BMKG, dengan memantau prakiraan cuaca dan peringatan dini yang selalu dikeluarkan resmi BMKG setiap hari beberapa kali.
Dwikorita pun merekomendasikan untuk dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Sumbar. Menurutnya, TMC dengan cara menabur zat NaCl atau garam ke langit menggunakan pesawat merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengendalikan potensi cuaca ekstrem.