Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Kementerian Kehutanan Laporkan Hasil Investigasi Kematian Gajah di Aceh dan Jambi

Pada tahun 2024, untuk wilayah Aceh, terdapat sebanyak delapan kematian gajah, sebagian besar karena konflik gajah dan manusia.

2 Desember 2024 | 10.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehutanan telah melakukan investigasi penyebab kematian anak gajah sumatera di Kawasan Hutan Alue Jang Aceh Jaya. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Satyawan Pudyatmoko mengatakan gajah yang mati adalah gajah yang baru dilahirkan dua hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sebagai tindak lanjut atas kejadian kematian gajah ini, tim BKSDA Aceh telah melakukan cek TKP, pemeriksaan medis, serta melakukan nekropsi. Diperoleh hasil pemeriksaan bahwa kematian anak gajah diduga terjadi karena dehidrasi dan kelainan/infeksi di bagian pusar perutnya," kata Satyawan kepada Tempo, Senin, 2 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam catatan Kementerian Kehutanan pada tahun 2024 ini, menurut Satyawan, untuk wilayah Aceh, terdapat sebanyak delapan kematian gajah, sebagian besar karena konflik gajah dan manusia. "Tercatat juga kelahiran gajah selama Januari 2024 – Oktober 2024 sejumlah lima ekor," kata dia.

Selain kematian di Aceh, Satyawan juga menyebutkan terjadi kematian gajah di Jambi pada Oktober lalu. Menurut dia, kematian gajah ini diduga akibat perburuan dengan indikasi pengambilan gading gajah.

"Hal ini dikonfirmasi dari hasil pemeriksaan post mortem gajah dengan hasil temuan antara lain: sepasang gading yang hilang diduga dicabut, kondisi bangkai satwa sudah berbelatung diduga kematian sudah terjadi dalam waktu yang cukup lama, bangkai mengeluarkan bau busuk dan beberapa organ terlihat sudah terurai," kata dia.

Satyawan menyebutkan pada bangkai gajah tidak ditemukan tanda–tanda kekerasan seperti jeratan tali dan luka tembak. "Dari bangkai gajah ini diambil beberapa sampel organ untuk dilakukan uji toksikologi dan histopatologi di Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Republik Indonesia."

Atas kejadian ini, kata Satyawan, BKSDA Jambi bekerja sama dengan Balai Gakkum Sumatera telah melakukan penyelidikan dan melaporkan kepada polisi untuk dilakukannya penyelidikan dan penegakan hukum terhadap pelaku.

Saat ini sudah dilakukan pemanggilan saksi-saksi. "BKSDA Jambi juga sudah mengirim sample hasil nekropsi ke Puslabfor Mabes Polri dan masih menunggu hasil dari Puslabfor tersebut," ucapnya.

Satyawan menyebutkan untuk wilayah Jambi, lima ekor gajah mati sepanjang 2024, sebagian besar disebabkan oleh konflik manusia dan gajah. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus