Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehutanan mengungkap ada wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang mengalami penyempitan dari semula selebar 11 meter menjadi kini 3 meter saja. Lokasinya berada di Desa Tugu, Kabupaten Bogor, dan dianggap berkontribusi menyebabkan banjir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Semakin dangkal, oleh masyarakat kemudian dibuat tebing, kemudian di atasnya dibangun rumah-rumah,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Rehabilitasi Hutan Dyah Murtiningsih saat konferensi pers di kantornya, Kamis, 20 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dyah mengatakan tanah untuk meresap air pun semakin berkurang akibat alih fungsi lahan. Ditambah lagi hujan lebat di atas 100 milimeter per hari berpotensi menyebabkan banjir dan tanah longsor. Pada periode 27 Februari sampai 3 Maret lalu, Dyah menambahkan, tercatat curah hujan ekstrem antara 100 sampai 145 milimeter.
Berdasarkan data Kementerian Kehutanan, DAS Ciliwung memiliki luas 42.133 hektare. Seluas 38.088 hektare di antaranya adalah Area Penggunaan Lain (APL) atau wilayah di luar kawasan hutan negara yang diperuntukkan bagi pembangunan di luar sektor kehutanan. Sisanya, yang empat ribuan hektare yang ada dalam kawasan hutan.
"Sedangkan tutupan lahan untuk kawasan permukiman di DAS Ciliwung total sebesar 61,78 persen," kata Dyah menambahkan.
Untuk mengantisipasi banjir dan tanah longsor, Dyah menyatakan Kementerian Kehutanan akan melakukan rehabilitasi hutan dan lahan dengan cara penanaman. Selain itu juga akan diterapkan teknik konservasi tanah dan air berupa bendungan pengendali dan penahan air.
Selain itu juga diusulkan harus ada perbaikan drainase di sekitar permukiman, pengadaan sumur resapan dan biopori untuk penyerapan air. “Sabtu besok bersama-sama dengan bapak menteri, bersama-sama Gubernur Jawa Barat dan juga Bupati Bogor akan melakukan kegiatan penanaman di daerah Puncak,” kata Dyah mengabarkan.