Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, tidak menjawab tegas saat ditanya soal konsep revitalisasi Sungai Ciliwung, menggunakan pendekatan naturalisasi atau normalisasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tidak bisa satu resep mungkin untuk semua,” kata Ridwan Kamil di Kometa Archery, Kramat Jati, Jakarta Timur, usai mengitari Padepokan Ciliwung menggunakan perahu karet, pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari dua gagasan itu, Ridwan Kamil mengatakan idealnya membangun Sungai Ciliwung lebih baik gunakan konsep alami. “Realistis juga idealis. Idealnya lebih banyak alami itu lebih bagus,” jelasnya.
Namun, jika konsep alami tidak memungkinkan, dia akan mencari solusi engineering (teknik) yang ramah lingkungan. “Yang penting hasil akhirnya, tidak perlu terlalu diperdebatkan hasil akhirnya,” tutur Ridwan Kamil.
Hasil akhir yang dimaksud mantan Gubernur Jawa Barat untuk Ciliwung ke depannya terbebas dari sampah. “Saya lihat masih banyak sampah, kan,” kata Ridwan Kamil yang sekarang disapa Bang Emil.
Selain menjadikan Ciliwung bebas sampah, Bang Emil berencana menanam sekitar 6 juta pohon yang tersebar di seluruh Jakarta, untuk menyerap polusi. “Insyaallah nanti di zaman saya banyak inovasi-inovasi,” ucapnya.
Nantinya dia berencana melibatkan seluruh elemen masyarakat mulai dari pemerintah, TNI, Polri, kejaksaan, komunitas, hingga media yang bertugas memberi edukasi kepada masyarakat dalam upaya membangun Ciliwung.
“Kalau hanya mengandalkan pemerintah hanya 20 persen, kalau cuma andelin akademisi cuma 40 persen. Kita butuh 100 persen,” jelas Ridwan Kamil.
Pilihan editor: Demokrat Prioritaskan AHY untuk Diusulkan Masuk Kabinet Prabowo